Obyek Wisata Religi Sunan Cendana Kwanyar - Bangkalan

9/21/2015 Add Comment

Sunan Cendana


Sejarah sembilan wali dari tanah pulau Jawa memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Namun, sudah kah anda tahu kalau ternyata di Pulau Madura terdapat sebuah Objek Wisata Religi yang bernama Sunan Cendana. Letak objek wisata religi ini berada di desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Berupa sebuah masjid yang berdiri kokoh dan terdapat pemakaman dari Sunan Cendana.

Obyek Wisata Religi Sunan Cendana Kwanyar - Bangkalan
Foto Makam Sunan Cendana - Kec. Kwanyar - Bangkalan

Kecamatan Kwanyar sendiri terletak di pesisir pantai berhadapan langsung dengan selat Madura. Untuk bisa sampai di Kecamatan Kwanyar anda tidak perlu kesulitan utamanya bagi anda yang berasal dari luar Pulau Madura. Dengan melewati akses jembatan Suramadu setelah itu anda cukup melanjutkan perjalanan sejauh kurang lebih 5 km dengan menggunakan kendaraan. Begitu pun dengan anda yang berasal dari Kabupaten Sampang, Pamekasan dan Sumenep, anda hanya perlu mengarahkan kendaraan anda menuju kawasan Jembatan Suramadu.

Menurut silsilah sejarah yang telah kami kumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, Sunan Cendana adalah keturunan dari Sunan Ampel atau lebih tepatnya ialah cucu Sunan Ampel. Sunan Cendana yang memiliki nama asli Syeikh Zainal Abidin ini ternyata keturunan ke 25 dari Nabi Muhammad SAW. Nama Sunan Cendana sendiri merupakan sebuah julukan dari masyarakat pada waktu itu. Alasan pemberian julukan tersebut karena dahulu kala Sunan Cendana ini selalu bertapa di bawah pohon Cendana sehingga muudah dikenali.

Gelar beliau sebagai seorang Sunan melahirkan sebuah cerita hebat dan penuh dengan mukjizat. Konon suatu hari masyarakat sekitar membutuhkan sebuah beduk besar sebagai penanda masuknya waktu sholat untuk salah satu masjid. Kemudian masyarakat berinisiatif untuk mencari pohon besar sebagai bahan baku pembuatan beduk di masjid. Dengan menelusuri hutan akhirnya masyarakat menemukan sebuah pohon Cendana yang berukuran besar.

Langsung saja masyarakat merasa berbahagia dan akan menebang pohon Cendana tersebut. Tiba – tiba masyarakat dibuat sangat terkejut ketika hendak menebang pohon terdengar sebuah suara dari dalam pohon Cendana. Suara tersebut memerintahkan untuk menebang pohon bagian atas lebih tinggi karena jika tidak akan mengenai kepala dari suara tersebut berasal. Untuk bagian bawah pohon kembali terdengar suara dari dalam pohon yang memerintahkan untuk menebangnya lebih bawah supaya tidak mengenai kaki.

Tanpa bertanya – tanya dengan perasaan penuh keraguan akhirnya masyarakat memulai penebangan pohon cendana tersebut sesuai dengan perintah dari suara tadi. Setelah penebangan dilakukan betapa semakin terkejutnya mereka melihat sesosok manusia muncul keluar dari dalam pohon Cendana yang telah ditebang. Sosok tersebut kemudian mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena telah menebang pohon sesuai dengan perintahnya yakni lebih tinggi pada bagian atas dan lebih rendah pada bagian bawah.

Beduk berukuran besar itu sampai sekarang masih bisa anda temukan langsung. Beduk diletakkan di pelataran lantai atas Masjid. Ketika melihat beduk tersebut anda pasti akan merasa terkejut dengan ukuran beduk yang besar dan pastinya berat.

KAROMAH SUNAN CENDANA KWANYAR

Sunan Cendana datang ke Pulau Madura atas sebuah amanah dari Sunan Ampel untuk menyebar luaskan agama Islam di Pulau Madura, yang saat itu belum ada yang memeluk agama Islam. Dengan hanya berjalan kaki Sunan Cendana berangkat menuju Pulau Madura menyeberangi Selat Madura.


Tidak mudah untuk bisa sampai di Pulau Madura hanya dengan berjalan kaki apalagi harus menyebarang sebuah selat. Ditengah perjalanan Sunan Cendana bertemu dengan seekor ikan besar, ikan tersebut dikenal sebagai ikan Mondung. Kemudian ikan Mondung ini menawari Beliau untuk baik di atas punggung ikan dan meminta Sunan Cendana untuk tidak membunuhnya.

Maka, seketika itu Sunan Cendana menyetujui permintaan ikan Mondung dan naik ke atas punggung ikan. Sesampainya di Pulau Madura atau tepatnya di pesisir pantai Kecamatan Kwanyar sebelah timur Wisata Pantai Rongkang. Turunlah Beliau dari punggung ikan Mondung lalu berkata kepada ikan bahwa ikan tersebut boleh meminta hal apa saja demi membalas kebaikannya.

Namun ternyata ikan Mondung tidak meminta apa – apa kecuali barokah dari Sunan Cendana. Mendengar hal itu spontan Sunan Cendana berjanji kepada ikan Mondung bahwa jika kelak ada keturunan beliau yang memakan dia beserta keturunannya maka keturunan Sunan Cendana akan terkena penyakit kulit.

Setelah itu ikan Mondung langsung pergi berenang menuju tengah Selat Madura dan Sunan Cendana memilih beristirahat sejenak di pinggiran pantai Rongkang. Kemudian tempat peristirahatan beliau dikenal dengan sebutan “Pelenggien”. Saat dirasa cukup beristirahat Sunan Cendana semakin membulatkan tekat untuk menyebar luaskan agama Islam di tanah Madura dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Meskipun letaknya yang berada di pesisir pantai, ada sebuah kolam air yang terdapat di desa Kwanyar Barat dan sama sekali tidak terasa asin. Hal tersebut terjadi karena pada kala itu Sunan Cendana hendak berwudhu untuk menunaikan ibadah sholat dan tidak menemukan air yang bisa dibuat untuk berwudhu.

Semua airnya terasa asin dan sangat tidak nyaman, lalu beliau menancapkan tongkatnya disekitar pinggiran masjid. Dengan ijin dan Kuasa Allah SWT langsung saja keluar sumber mata air berukuran kecil dan yang mengejutkan sumber air tersebut tidak terasa asin.

Begitu banyak kisah penuh Karomah dari Sunan Cendana saat menyebar luaskan agama Islam. Pulau Madura memang menyimpan banyak sekali objek wisata religi yang syarat penuh cerita menakjubkan.


Pencarian:
Keturunan Sunan Cendana Bangkalan, Nasab Sunan Cendana Kwanyar, Silsilah Makam Cendana, Yayasan Sunan Cendana Madura

Tradisi Gumbak atau Pencucian 24 Pusaka di Kabupaten Sampang

9/20/2015 Add Comment

Tradisi Gumbak


Di tengah gempuran budaya dari luar, masyarakat Desa Banjar, Kecamatan Kedungdung, Sampang, Madura, masih melestarikan tradisi “gumbak”. Gumbak adalah kata dalam bahasa Madura yang artinya mengaduk-aduk air sungai sehingga bergelombang. Tradisi ini berupa pencucian 24 senjata pusaka pada malam tanggal 14 dan 17 Dzulhijjah dan sudah berlangsung selama ratusan tahun.




Berawal dari dua orang tokoh sakti yang disebut Buju’ Toban dan Buju’ Kenek yang pandai membuat senjata sakti dari tanah liat. Senjata yang dibuat oleh dua orang ini berjumlah 50 buah. Namun yang masih ada di tangan masyarakat adalah 24 senjata. Bentuknya beragam, mulai dari tombak, clurit, pedang, linggis hingga pisau bermata dua. Senjata pusaka ini dikeramatkan dan disimpan di Masjid Banjar.

Setiap tahunnya, upacara gumbak digelar bersamaan dengan upacara bersih desa, yang bertujuan untuk bersyukur dan memohon kemakmuran desa. Diawali oleh gundeggan berupa persiapan pemberangkatan yang dikuti oleh semua warga desa dan ulama.

Selanjutnya adalah rerembagan (musyawarah) untuk membahas persiapan dan pelestarian tradisi gumbak. Untuk menolak bala’ (musibah), ada juga penyembelihan kambing hitam mulus di tanah Galis. Hasil kurban lalu dibagi ke semua warga untuk ditanam di depan rumah masing-masing.


Acara selanjutnya adalah okolan (pertarungan tokoh) untuk menentukan dan memilih pembela keamanan desa. Para pemuda yang terpilih menunjukkan kebolehannya dalam beladiri dan melakukan pertarungan satu lawan satu. Pemenangnya akan menjadi penjaga keamanan desa. Sedangkan yang kalah diberikan ketupat yang dikalungkan ke lehernya sebagai tanda persaudaraan.

Dalam setiap kegiatan, dzikir dan do’a tak pernah lepas dari orang Madura. Begitupun dengan tradisi gumbak. Setelah okolan, ulama memimpin warga untuk ber-tafakkur dan taqarrub, melantunkan dzikir dan do’a agar mendapatkan keberkahan. Nasi tumpeng dibagikan ke warga sesudahnya.

Upacara bacemman yang dilakukan selanjutnya adalah penyucian dan pembersihan 24 senjata pusaka. Senjata dicuci, diasapi dengan kemenyan, dan dibawa berkeliling di beberapa tempat yang dikeramatkan sambil meliuk-liukkan badan, dengan iringan tabbuwan colo' (musik acapella) kemudian dilanjutkan dengan tarian kenca’.

Tempat yang dikeramatkan adalah: Masjid Berguh, Somor Saronen, Buju’ Tobban, Buju’ Klebun Kene’, Buju’ Karim, Glidhigen dan rumah juru kunci “Mak Ramah”. Tradisi gumbak diakhiri dengan terbangan (musik rebana) yang diiringi dengan tarian “hadrah jidhor”. Setelah semua proses dijalani, 24 senjata pusaka dikembalikan ke tempat penyimpanan semula di Masjid Banjar.

Jamaluddin
Alumnus STAIN Pamekasan
Blogger pengampu www.bangjamal.my.id

Facebook: Shodaime No Jamal
Twitter: @zb_jamal

Wisata Religi Masjid Syaichona Moch Cholil - Martajasah

9/11/2015 Add Comment
Pulau Madura memang banyak sekali menyimpan destinasi objek wisata religi, khususnya di Kabupaten Bangkalan. Jika beberapa waktu yang lalu kami memposting tulisan tentang Pesarean Rato Ebu kali ini kami mencoba mengupas tentang Objek Wisata Religi Masjid Syaichona Cholil. Masjid seorang guru dari semua guru di negeri ini.

Wisata Religi Masjid Syaichona Moch Cholil - Martajasah

Berjarak sekitar 2 km dari pusat kota Bangkalan dan berdekatan dengan Pantai Sambilangan, berdiri sebuah masjid sekaligus simbol masyarakat Bangkalan. Segala hal yang berkaitan dengan Pesarean dan masjid Syaichona Cholil menjadi interaksi sosial dan budaya bagi masyarakat Bangkalan tidak hanya sebagai bangunan biasa saja. Seperti ada hubungan yang sangat kuat antara makam Beliau, Masjid dengan masyarakat sekitar.

Akses jalan menuju masjid pun sangat nyaman untuk dilalui oleh kendaraan, sudah banyak penujuk jalan yang sengaja disediakan pemerintah daerah setempat untuk memudahkan kedatangan para peziarah. Dari arah Jembatan Suramadu maupun pelabuhan Kamal anda cukup mengikuti penunjuk jalan menuju pusat kota Bangkalan

Masjid Syaichona Cholil terletak di desa Martajasah Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan merupakan masjid yang paling diagungkan oleh masyarakat Bangkalan. Bukan karena bangunan arsitektur yang sangat megah namun di dekat masjid terdapat makam seorang alim ulama yang sangat disegani. Tidak hanya oleh masyarakat Bangkalan saja bahkan hampir seluruh masyarakat Pulau Madura dan negeri ini.
 
Masjid Syaichona Moch Cholil

KH. Moch Cholil telah dikenal sebagai Waliullah dan sebagai guru besar di Madura atau bahkan di Indonesia. Selain datang untuk berziarah ke makam tersebut para peziarah dan wisatawan juga datang berkunjung untuk merasakan sholat di Masjid Syaichona Moh. Cholil yang telah mengalami renovasi


Kesan megah dan mewah memang benar terasa pada Masjid iniini. Dari mulai pelataran masjid, bagian dalam masjid dan terutama tempat pengimaman. Berbagai jenis model ukiran dan kaligrafi terbaik menghiasi eksterior maupun interior masjid. Tepat di depan masjid terletak makam Sang Guru, sebelah kanan pelataran samping tempat jemaah perempuan berkumpul untuk mengaji juga melakukan ibadah lainnya.

Setiap harinya tempat  ini selalu dipenuhi oleh peziarah, tidak pernah seharipun sepi. Bila hari kamis legi tiba maka semakin banyak orang yang datang untuk berziarah dan sholat di masjid, baik dari masyarakat sekitar maupun dari luar Pulau Madura. Suasana tenang dan damai benar – benar terasa di dalam masjid, suara peziarah yang datang membacakan doa tahlil, membaca Al Qur’an dan melakukan ibadah sholat.


Pesarean Syaichona Moch Cholil bin Abdul Latief

Tidak kurang dari sekitar 20 bus pariwisata datang berkunjung membawa rombongan orang untuk berziarah dan mengunjungi masjid ini. Belum lagi ditambah kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor. Dengan banyaknya peziarah dan wisatawan yang datang pihak pengelola Pesarean dan masjid memberikan tarif parkir bagi setiap kendaraan. Untuk kendaraan roda empat dan sejenisnya dikenakan tarif parkir sebesar Rp. 20.000, untuk sepeda motor sebesar Rp. 1.000.

Jika anda berkunjung ke Masjid Syaichona Cholil anda tidak perlu lagi khawatir dengan fasilitas – fasilitas umum yang telah disediakan pihak pengelola. Seperti kamar mandi, toilet, ruang ganti pakaian dan sebagainya. Disekitar masjid juga terdapat kawasan pertokoan dan sebuah supermarket yang nyaman bagi anda untuk berbelanja kebutuhan yang diperlukan.

Anda pun juga tidak perlu takut merasa lapar dan haus lagi karena di dekat kawasan pertokoan sudah banyak terdapat pedagang makanan dan minuman. Banyaknya peziarah dan wisatawan yang datang berkunjung setiap harinya menjadi daya tarik kuat bagi para pengusaha souvenir dan oleh – oleh khas Madura membuka lapak mereka untuk berjualan.

Masjid Syaichona Cholil begitu dijaga dan dihormati betul oleh masyarakat sekitar sebagai wujud rasa terima kasih kepada sang alim ulama yang berjasa menyebarkan Islam di bagian ujung selatan Pulau Madura ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan untuk selalu menjaga sikap dan kesopanan kita semua ketika datang berkunjung.

WISATA RELIGI MASJID SYAICHONA MOCH. CHOLIL



Wisata Religi Pesarean Aer Mata Ebu di Arosbaya - Bangkalan

9/08/2015 Add Comment

Situs Religi Aer Mata Ebuh


Pulau Madura selain di kenal dengan pulau seribu masjid karena banyaknya masjid – masjid yang berdiri, rupanya juga menyimpan cerita sejarah yang cukup banyak serta tempat wisata ziarah atau pemakaman yang keramat. Salah satu destinasi tempat wisata ziarah yang menjadi tujuan para peziarah dari luar kabupaten Bangkalan bahkan juga dari luar Pulau Madura selain pesarean Syaichona Kholil, adalah wisata ziarah Ratu Ibu.

Wisata Religi Pesarean Aer Mata Ebuh di Arosbaya - Bangkalan


Tempat wisata ziarah Air Mata Ibu ini adalah salah satu wisata ziarah ini berupa komplek pemakaman yang menyimpan cerita sejarah yang cukup terkenal dan di percaya hingga sekarang. Arosbaya, sebuah kecamatan yang termasuk dari kabupaten Bangkalan adalah tempat wisata ziarah Air Mata Ibu berasal.

Tempat wisata ziarah air mata Ratu Ibu ini di kenal dengan nama Pesarean Aer Mata Ebuh atau Makam Rato Ebu, berada tepat di desa Buduran Arosbaya. Pesarean Aer Mata Ebuh menyimpan nilai sejarah yang di angggap keramat oleh sebagian besar masyarakat Bangkalan dan para peziarah yang telah datang menjejakkan kakinya ke pesarean.

Ratu Ibu atau dalam bahasa Madura di kenal dengan Rato Ebhu adalah Syarifah Ambami istri dari Raden Praseno seorang penguasa Madura yang memiliki gelar Cakraningrat I. Cerita sejarah tangisan Ratu ibu ini sangat terkenal dan mata air Ratu Ibu yang begitu keramat. Di komplek pemakaman yang cukup luas ini juga merupakan komplek pemakaman keluarga tujuh turunan.

Sejarah Situs Aer Mata Ebu


Tangisan Ratu Ibu yang tidak pernah mengering sehingga menjadi sumber mata air di pesarean ini berawal dari cerita sejarah yang menyedikan. Alkisah di ceritakan Meskipun sebagai Raja Madura kala itu, Cakraningrat I rupanya lebih sering berada dan menghabiskan waktunya di Mataram. Ternyata keadaan yang demikian, membuat Syarifah Ambami merasa sangat sedih. Siang malam beliau menangis meratapi dirinya.

Akhirnya beliau pergi demi melaksanakan tekadnya untuk melakukan pertapaan di sebuah bukit yang terletak di desa Buduran Arosbaya. Dalam tapanya, beliau memohon dan berdoa, semoga keturunannya kelak sampai pada tujuh turunan, dapat ditakdirkan untuk menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Hingga dalam pertapaan beliau bertemu Nabi Hidir yang memberi kabar bahwa semua permohonan dan doanya akan di kabulkan. Mengetahui hal itu Syarifah Ambami pun sangat merasa senang dan kembali pulang.

Beberapa waktu kemudian sepulangnya Syarifah Ambami bertapa, Raden Praseno atau Cakraningrat I suami beliau kembali dari Mataram. Lalu Syarifah Ambami menceritakan tentang semua pengalamannya semenjak suaminya berada di Mataram, bahwa beliau menjalankan pertapaan dan beliau menceritakan pula hasil pertapaaannya kepada suaminya Cakraningrat I.

Setelah selesai mendengarkan cerita istrinya itu. Cakraningrat I, ternyata tidak merasa senang, akan tetapi beliau merasa kecewa kepada istrinya, Cakraningrat I marah besar, mengapa istrinya hanya berdoa meminta tujuh turunan saja.

Mengetahui kekecewaan yang terjadi pada diri suaminya, Syarifah Ambami merasa bersalah. Beliau menangis siang dan malam tanpa ada hentinya karena kesedihannya yang begitu mendalam yang beliau rasakan saat itu. Air mata dari tangisan beliau sepanjang hari itu kemudian membanjiri tempat setempat hingga menjadi sebuah sumber mata air sampai saat ini.

Sumber mata air dari tangisan Ratu ibu yang keramat itu di percaya oleh masyarakat sekitar mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Sehingga banyak sekali orang – orang yang datang untuk pergi berziarah dan mengambil air dari sumber air mata ibu. Sumber mata air Ratu Ibu itu tidak pernah kering dari dulu hingga sekarang.

Dalam setiap harinya sudah banyak bus – bus pariwisata atau jenis kendaraan pribadi yang parkir di sekitar komplek pemakaman. Tempat wisata ziarah Ratu Ibu ini memang terletak di sebuah desa namun, anda tidak perlu merasa khawatir karena akses jalan menuju kesana sangat nyaman dan aman untuk di lewati.

Obyek Wisata Bukit Kapur Desa Jaddih, Socah - Bangkalan

9/06/2015 Add Comment
Beberapa waktu terakhir ini kawasan objek wisata alam seperti bukit menjadi destinasi yang cukup menarik. Pulau Madura sendiri khususnya Kabupaten Bangkalan memiliki beberapa objek wisata bukit, seperti Wisata Bukit Pelalangan yang berada di desa Bherbelluk Kecamatan Arosbaya.

Saat ini yang sedang menjadi perbincangan hangat adalah wisata bukit kapur Jaddih yang berada di desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Pada awalnya bukit penambangan batu kapur putih ini tidak diperuntukkan untuk masyarakat umum. Kawasan bukit kapur ini lalu juga dibuka untuk masyarakat sebagai tempat wisata, namun tetap pada fungsi utamanya yakni penambangan.

Bagi anda para wisatawan yang ingin datang berkunjung khususnya yang berasal dari Pulau Madura seperti biasanya anda bisa memilih melalui Jembatan Suramadu atau Pelabuhan Kamal. Dari jembatan Suramadu anda membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja dengan jarak yang harus ditempuh 15 km melewati pusat kota Bangkalan.
 

Sedangkan bila anda yang melewati Pelabuhan Kamal jarak yang anda tempuh lebih dekat hanya sekitar 8 km saja dengan perkiraan waktu tempuh 15 menit saja. Rute tersebut juga diperuntukkan baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Suasana wisata bukit kapur Jaddih ini cukup gersang dan matahari bersinar begitu terik pada siang hari. Hal ini berbeda dengan wisata bukit Pelalangan yang suasananya jauh lebih sejuk karena banyak ditumbuhi pepohonan. Namun, akan anda dapatkan rasa puas ketika mencoba mendaki kawasan bukit yang cukup menanjak dengan kendaraan pribadi anda.

Untuk bisa masuk ke dalam kawasan bukit kapur Jaddih ini anda dikenakan tarif. Bagi anda yang masuk menggunakan sepeda motor tarif yang dikenakan sebesar Rp. 5000 dan bagi anda yang membawa mobil dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000.

Wisata Alam Bukit Kapur Jaddih


Kawasan bukit yang menanjak, berdebu dengan matahari yang bersinar terik memang harus anda lewati sebelum sampai ke puncak bukit. Anda pun harus berhati – hati mengendarai kendaraan selama naik menuju puncak bukit maupun ketika turun kebawah. Wisata bukit kapur masih berfungsi sebagai tempat penambangan, sehingga disana masih banyak aktivitas penambangan.

Truk – truk pengangkut kapur pun masih banyak berseliweran melewati jalanan sekitar bukit. Selama menuju puncak bukit anda bisa menikmati bekas pahatan – pahatan batu kapur berwarna putih yang membentuk menjadi ukiran indah.

Setelah sampai di puncak bukit anda akan disuguhi pemandangan yang begitu indah. Dari atas bukit ini juga anda bisa puas melihat keindahan kota Bangkalan. Anda juga tidak perlu lagi merasa kepanasan ketika berada di puncak bukit karena udaranya lebih sejuk serta dingin. Sederet pepohonan dan rumput hijau terhampar luas menambah keindahan bukit di bagian atas.

Keindahan pemandangan puncak bukit ini tidak boleh anda lewatkan begitu saja. Anda bisa mengambil foto dan berselfie bersama teman maupun kerabat. Selain itu keindahan alam yang dimiliki oleh bukit kapur Jaddih tidak di sia – siakan oleh para fotografer untuk diabadikan dalam lensa kamera mereka.


Karena masih berfungi sebagai tempat penambangan, maka disini belum ada fasilitas – fasilitas umum yang bisa anda temukan. Seperti, kamar mandi, ruang ganti, tempat duduk dan lain sebagainya. Belum adanya orang yang berjualan makanan dan minuman disekitar bukit juga menjadi salah satu kekurangan.

Setelah puas menikmati kawasan bukit kapur, anda bisa turun ke bawah untuk mencoba Kolam Renang Guweh Aeng Pote. Kolam renang ini masih alami, airnya berasal dari sumber mata air sekitar yang sungguh menyegarkan. Rasa panas dan kering selama berada di atas bukit seketika menghilang ketika anda mencoba berenang di kolam renang yang masih berada satu kawasan dengan wisata bukit kapur jaddih ini.

Setelah itu mari kita terus jaga bersama keindahan dan keasrian wisata bukit kapur Jaddih dengan tidak membuang sampah sembarangan, mencoret- coret bukit atau bersikap tidak baik.

Obyek Wisata Alam Bukit Jaddih di Kec. Socah - Kabupaten Bangkalan


Obyek Wisata Air Terjun Toroan - Kabupaten Sampang

9/05/2015 Add Comment
Objek wisata air terjun rasanya sudah tidak asing lagi bagi anda semua. Air terjun menjadi salah satu pilihan destinasi untuk berwisata favorit selain pantai dan pegunungan. Pulau Madura yang dikenal sebagai pulau yang gersang sepertinya opini itu terbantahkan karena ternyata di Pulau Madura terdapat sebuah air terjun yang begitu indah.

Obyek Wisata Air Terjun Toroan - Kabupaten Sampang

Kawasan objek wisata air terjun ini terletak di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang. Masih menjadi satu kawasan dengan objek wisata Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa atau sekitar 5 km perjalanan saja. Anda juga tidak perlu khawatir dengan akses jalan menuju kawasan air terjun Toroan. Karena akses jalannya yang cukup bagus walaupun sesekali anda harus berhadapan dengan truck Fuso di kawasan Pantura. Ada dua pilihan akses jalan yang bisa anda pilih untuk bisa sampai menuju air terjun toroan.

Pertama anda bisa memilih melewati arah Pantura (Pantai Utara) di kabupaten Bangkalan dan pilihan yang kedua anda bisa memutar arah melewati tengah kota Sampang. Jika anda menggunakan kapal yang ada di pelabuhan Kamal kami sarankan untuk melewati arah Pantura karena jarak tempuhnya lebih dekat. Jika anda menggunakan Tol Suramadu anda tetap bisa melewati jalan Pantura juga bisa berputar melewati tengah kota Sampang kemudian menuju ke kecamatan Ketapang.

Bagi anda yang menggunakan kendaraan umum, dari pelabuhan Kamal anda bisa menumpang mobil L 300 menuju kecamatan Ketapang dengan ongkos sebesar Rp. 20.000. Begitu pula bagi anda yang memilih menggunakan Tol Suramadu, dari Terminal Bungurasih Surabaya anda bisa memilih bus akas yang menuju kabupaten Sampang. Setelah sampai di kota Sampang anda bisa turun di kawasan Barisan dan melanjutkan perjalanan dengan mobil L 300 menuju kecamatan Ketapang, ongkosnya sebesar Rp. 10.000.

Anda juga tidak akan dikenakan tarif masuk menuju objek wisata air Terjun Toroan ini, hanya saja anda harus membayar tarif parkir kendaraan sebesar Rp. 5.000 saja. Bagi anda yang datang menggunakan mobil tarif parkir yang harus anda bayar sekitar Rp. 10.000.

Obyek Wisata Air Terjun Toroan


Sebelum benar – benar sampai di air Terjun anda harus berjalan kaki sedikit saja melewati pesisir pantai yang berbatu. Saat itu anda akan melihat dan mungkin berpapasan dengan kaum ibu juga bapak yang sedang memikul pasir. Pasir yang mereka ambil dari dasar pantai kemudian dibawa menuju tempat yang lebih tinggi.

Air terjun Toroan biasa masyarakat sekitar menyebutnya ini tidak hanya memiliki keindahan dan kealamian yang masih terjaga. Sama seperti beberapa kawasan objek wisata yang ada di Pulau Madura lainnya, air terjun Toroan masih sangat alami dan sederhana. Nampaknya pemerintah setempat belum berminat untuk mengembangkan objek wisata ini secara serius dan profesional.

Namun, anda tidak perlu merasa khawatir akan kecewa dengan pemandangan yang ada disana. Disekitar air terjun Toroan ini ditumbuhi banyak sekali pepohonan sehingga siklus udara begitu sejuk dan sangat rindang. Jika biasanya air terjun hanya ada di kawasan pegunungan atau perbukitan maka lain halnya dengan air terjun Toroan ini. Tidak ada gunung maupun bukit disekitar air terjun dan yang semakin membuat takjub adalah air terjun Toroan berhadapan langsung dengan laut lepas karena letaknya yang berada di pesisir pantai.

Tempat ini juga sangat bagus untuk dijadikan spot fotografi ataupun lokasi pre wedding untuk sepasang kekasih yang akan melakukan persiapan resepsi tentunya dengan didukung oleh para ahli fotografi yang cukup handal.

Aliran air yang berasal dari ketinggian 20 meter ini langsung mengalir menuju muara laut, ditambah dengan sempurnanya pemandangan serta bebatuan yang berada di kawasan bawah air terjun. Bagi anda yang bisa berenang silahkan mencoba sensasi berenang di bawah air terjun yang cukup dalam sekitar 2 meter. Namun sayangnya masih belum ada kamar mandi umum, tempat ruang ganti pakaian atau fasilitas umum lainnya.

Biasanya menikmati sunset di dekat air terjun sambil mendengar deburan ombak di laut bukan hal yang tidak mungkin. Dengan datang ke objek wisata air terjun Toroan ini hal itu semua bisa anda dapatkan dengan mudah. Dan pesan dari kami adalah untuk ikut menjaga kebersihan dengan minimal membuat sampah pada tempatnya serta tidak merusak ekosistem yang sudah ada.


VIDEO LIPUTAN OBYEK WISATA AIR TERJUN TOROAN - KABUPATEN SAMPANG


Wisata Pemandian Kolam Renang TRETAN di Bangkalan

9/02/2015 Add Comment

Kolam Renang TRETAN


Wisata wahana air memang akan selalu menjadi pilihan favorit dan menarik untuk dikunjungi. Semakin merebaknya objek wisata sejenis water boom di berbagai daerah tak terkecuali di Kabupaten Bangkalan. Walau tak sebesar dan selengkap wahana air di tempat lainnya. Sebenarnya tempat yang satu ini merupakan sebuah kolam renang umum yang disediakan oleh pemerintah daerah Bangkalan.

Wisata Pemandian Kolam Renang TRETAN di Bangkalan
Kolam Renang "TRETAN" Pemkab Bangkalan

Dengan melihat begitu antusias dan tertariknya masyarakat terutama anak kecil untuk menghabiskan waktu bermain dan berenang di kolam renang. Letak kolam renang umum ini masih berada di satu kawasan dengan Wisata Taman Rekreasi Kota Bangkalan. Berada tepat di pusat kota Bangkalan menjadikan kolam renang ini ramai dikunjungi khususnya di akhir pekan.

Untuk bisa masuk ke dalam kolam renang “TRETAN” ini anda hanya dikenakan tarif sebesar Rp. 5.000 per orangnya. Berbagai macam fasilitas sudah tersedia lengkap, seperti ruang ganti pakaian, toilet, kamar mandi, tempat pemancuran air dan sebagainya. Jadi anda tinggal santai berenang di kolam renang milik pemerintah daerah Kabupaten Bangkalan ini.

Tarif masuk ke kolam renang yang sangat murah dan letaknya yang berada di pusat kota menjadikan kolam renang di kawasan Wisata Taman Rekreasi Kota Bangkalan ini tempat favorit berkumpul bersama keluarga maupun teman. Tidak perlu lagi jauh – jauh pergi berwisata terutama bila budget yang anda miliki terbatas.

Bagi anda para wisatawan yang sedang berkunjung ke Pulau Madura khususnya Kabupaten Bangkalan, silahkan menyempatkan waktu untuk berenang disini. Akses jalannya sangat nyaman dan aman untuk dilewati kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari arah Jembatan Suramadu ataupun Pelabuhan Kamal dan tinggal menuju pusat kota Bangkalan, atau tepatnya belakang Stadion Gelora Bangkalan.

Kolam renang ini berbentuk sebuah bangunan tinggi yang memiliki dua tingkat lantai. Lantai pertama atau lantai dasar tempat kolam renang dan lantai kedua tempat berjualan aneka makanan juga minuman. Lantai kedua ini berkonsep seperti cafe yang bisa dijadikan tempat nongkrong yang asyik bila anda tidak ingin berenang dan untuk duduk bersantai sambil melihat pemandangan kolam renang dari atas.

Tempat kolam renang sendiri memang tidak terlalu besar, hanya ada dua kolam saja. Kolam pertama diperuntukkan untuk anak kecil atau bagi yang tidak bisa berenang dengan kedalaman sekitar satu meter saja. Sedangkan kolam kedua ini khusus bagi orang dewasa yang sudah fasih berenang karena kedalamannya hampir mencapai lebih dari 1,5 meter.

Di sekitar kolam renang juga telah disediakan tempat peluncuran atau plosotan bagi anak kecil yang semakin membuat asyik pada saat berenang. Air dari kolam renang ini berasal dari sumber mata air yang bersih juga bening. Pihak pengelola kolam renang memiliki jadwal untuk menguras kolam setiap dua minggu sekali. Jadi, anda tidak perlu khawatir lagi dengan kebersihan kolam renang maupun kejernihan airnya.

Tempat persewaan ban renang dan Life Vest atau rompi berenang juga telah tersedia dengan tarif sewa yang murah sekitar Rp. 5.000. Disekitar kolam renang juga terdapat beberapa kursi dan meja untuk anda menaruh barang bawaan atau bagi anda yang sedang menemani buah hati berenang.

Kolam Renang “TRETAN” yang merupakan bagian dari Wisata Taman Rekreasi Kota Bangkalan ini bukan hanya milik pemerintah daerah setempat melainkan milik kita bersama. Oleh karena itu, mari kita jaga kebersihan kolam renang dengan tidak mengotorinya dan selalu berperilaku baik sesuai norma untuk kenyamanan kita bersama.

LIPUTAN KOLAM RENANG TRETAN OLEH PESERTA KACONG JEBBING BANGKALAN