Oleh Oleh Khas Madura Rumah UMKM Jokotole Collection

12/18/2018 Add Comment
Berlibur di Madura memang sangat menyenangkan, wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah sampai wisata religi yang ada di Madura begitu pantas untuk dikunjungi. Semakin berkembangnya zaman berkembang pula fasilitas umum yang ada di setiap tempat wisata. Hal tersebut tentu saja membuat para wisatawan yang datang berkunjung menjadi semakin sennag dan puas.

Sepulang berlibur biasanya agenda selanjutnya adalah pergi membei buah tangan atau yang sering disebut dengan oleh-oleh. Nah, kalau di Madura teman-teman tidak perlu khawatir mencari tempat oleh-oleh yang khas Madura. Terutama yang ada di Kabupaten Bangkalan, ada banyak tempat oleh-oleh yang yang bisa kalian kunjungi sebelum meninggalkan Madura.


Rumah UMKM Madura Jokotole Collection


Dari beberapa tempat oleh-oleh yang ada salah satunya adalah Galeri Jokotole yang baru-baru ini resmi dibuka. Apa sih kelebihan dari Galeri Jokotole dibandingkan dengan tempat oleh-oleh yang lainnya?. Sebenarnya hampir sama, meskipun kami yakin setiap tempat memiliki servis dan fasilitas yang berbeda.

Namun di Galeri Jokotole ini teman-teman akan disuguhi bermacam jenis produk unggulan dari Madura yang berasal dari tangan asli para pekerja UMKM. Di sana menawarkan berbagai fasilitas kepada para wirausaha baru, insan kreatif, serta pelaku UKM yang ingin naik kelas. Itulah konsep yang ditawarkan Rumah UMKM Madura Jokotole Collection (JC).


Uswatun Hasanah  adalah otak dibalik berdirinya JC. Yang awalnya hanya berbisnis batik, kini telah merambah ke camilan, minuman, merchandise, serta asesoris. Kepedulian Uswatun pada pelaku UKM dibuktikan dengan status baru JC sebagai Rumah UMKM Madura. Lokasi JC yang berada di jalan akses menuju Pasarean (makam) Syaichona Cholil tergolong strategis.

Meski bukan tergolong jalan utama, namun hampir setiap hari dilewati bus yang membawa rombongan peziarah. Acara Grand Opening Rumah UMKM Madura Jokotole Collection ini resmi dibuka oleh Uswatun Hasanah, dosen Universitas Trunojoyo Madura sekaligu motor penggerak Galeri Jokotole. Acara dibuka dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali oleh Kepala Bank Indonesia KPW Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah.


Acara yang dilangsungkan di Jalan Kinibalu, Martajesah, Bangkalan, Madura, ini terkesan sederhana, namun sarat muatan yang bertujuan pada pengembangan potensi sumber daya masyarakat, utamanya di Bangkalan. Berbagai macam jenis oleh-oleh khas Madura tersedi seperti kain Batik Madura, baju Batik Madura, camilan Madura, Jamu Madura, Tongkos, Kopi khas Madura dan lain sebagainya. 

Rumah UMKM Madura Jokotole Collection ini bukan sekadar tempat oleh-oleh tapi sekaligus sebagai wadah bagi para UMKM untuk menjual hasil produksinya. Tentu saja dengan teman-teman membeli oleh-oleh di sana otomatis akan membantu kemajuan para pelaku UMKM di Madura.


Jadi, jika teman-teman sedang berlibur ke Pulau Madura jangan lupa sempatkan waktu untuk membeli oleh-oleh Khas Madura di Rumah UMKM Madura Jokotole Collection ya.

Manisnya Kuliner Gettas Khas Kabupaten Sumenep

12/12/2018 Add Comment
Selain kaya akan wisata alam dan budayanya Madura juga menyimpan berbagai kekayaan wisata kuliner yang perlu untuk teman-teman coba. Salah satunya adalah kuliner yang berasal dari Kabupaten Sumenep yakni Gettas. Tapi sebelumnya teman-teman sudah pernah dengar belum dengan kuliner Gettas ini?.

Dikutip dari agungfirdausi.my.id Gettas merupakan sejenis kudapan yang terbuat dari tepung beras dengan campuran kelapa, kemudian digoreng.  Ternyata Gettas ini termasuk ke dalam kuliner yang unik karena Gettas hanya ada pada waktu tertentu alias kuliner  musiman dan hanya 1 tahun 3 kali dapat ditemui pada waktu perayaan upacara Nyadar.


Sejarah Kuliner Gettas Sumenep


Gettas merupakan kuliner wajib ketika upacara Nyadar karena Gettas merupakan simbol rasa syukur para petani garam atas karuniaNya karena bisa panen garam. Nyadar sendiri merupakan salah satu bentuk penghargaan warga Pinggir Papas terhadap leluhur mereka yang bernama Pangeran Anggosuto yang banyak berjasa memberikan pengetahuan mengenai teknik pembuatan garam.

Lalu untuk mengingat jasanya sampai saat ini pemakaman pangeran Anggosuto menjadi tempat pelaksanaan ritual upacara Nyadar. Pelaksanaan Nyadar didasarkan pada perhitungan pergeseran bintang antara tanggal 21 Maret dan 21 Juni setiap marahari bergeser pada equator menuju garis balik utara. Pada posisi itu Bintang Karteka (Kartika) dan Bintang Nanggele (bintang bajak) muncul dari arah timur.

Upacara Nyadar biasanya diadakan di Desa Kebundadap Barat, Kecamatan Saronggi dan merupakan acara rutin yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu:

•    Bulan Juli merupakan Nyadar pertama
•    Bulan Agustus merupakan Nyadar kedua
•    Bulan September merupakan Nyadar ketiga

Disaat itulah Gettas banyak dijual di sepanjang jalan menuju ke upacara ritual Nyadar, untuk rasa Gettas jangan ditanya yang pastinya enak, gurih dan manis. Bahannya sebetulnya hampir sama dengan Serabi yang biasa disajikan saat malam tanggal 21 bulan Ramadhan. Bedanya hanya pada proses memasaknya. Kalau Gettas digoreng, sedangkan Serabi dipanggang.


Gettas sendiri dibuat dari ketan yang dihaluskan dan dicampur dengan hasil parutan kelapa muda dan kemudian digoreng. Setelah selesai digoreng hasil gorengan tersebut dilumuri dengan gula merah dan gula pasir yang dicampur putih telur. Lalu bagian yang unik adalah dicampur dengan air garam.

Kenapa dicampur dengan air garam? 

Konon menurut warga sekitar yang terbiasa membuat Gettas, memang lebih baik menggunakan air garam yang tidak mengandung yodium atau garam mentah hasil dari petani-petani garam yang langsung dari tambak garam. Hal tersebut bermakna untuk mensyukuri hasil panen yang didapat karena atas karuniaNya para petani bisa panen garam dengan baik.

Unik sekali ya?. Kuliner Gettas memiliki cerita sejarah sendiri dan bukan kuliner yang asal ada begitu saja. Teman-teman, kalau ke Madura tepatnya ke Sumenep jangan lupa untuk mencoba langsung Gettas yang unik ini. Karena dijamin deh kalian akan kepengen mencobanya lagi dan lagi.

Meriahnya Festival Kirab Budaya di Kabupaten Bangkalan

12/10/2018 Add Comment
Upacara pembukaan Kirab Budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Bangkalan 487 tahun 2018, yang diggelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bertempat di depan Pendopo Agung Bangkalan Jalan Letnan Abdullah Bangkalan. Rabu (24/10/2018). Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun ini diikuti 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan tersebut berlangsung meriah.

Dari masing-masing peserta menampilkan budaya lokal yang dimiliki oleh daerah tersebut. Beberapa kostum dikenakan oleh para peserta dari berbagai kalangan termasuk lembaga instansi pemerintah yang diwakilali oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk dari berbagai kecamtan di Wilayah Bangkalan.


Kegiatan ini bertujuan utama untuk mengekspose dan mengapresiasi kembali kekayaan nilai-nilai budaya daerah sekaligus melestarikan budaya yang telah diwariskan nenek moyang. Serta memperkenalkan budaya yang nyaris punah tersebut terhadap generasi muda. Sehingga dikhawatirkan lambat laun warisan leluhur ini akan hilang di telan masa.

Kirab Budaya resmi dibuka oleh Bupati Bangkalan yakni Bapak RK Abd Latif Amin Imron (Ra Latif). Beberapa atraksi menarik ditampilkan dalam moment ini mulai dari karawitan (gamelan), upacara adat Istiadat Pengantinan, Rokat Tasek, Melake’en Somor, parade pakaian batik buatan pengrajin Batik Tanjung Bumi, Bangkalan, sampai pada penampilan beberapa kesenian musik tradisional yakni Ul Daul dari Kecamatan Konang.

Dengan diadakannya tradisi ini dari segi ekonomi masyarakat Bangkalan lebih meningkat karena selain memperkenalkan budaya-budaya daerahnya Kota Bangkalan juga bisa mempromosikan Pariwisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Bangkalan sendiri maupun masyarakat dari luar Bangkalan.


Pagelaran kirab budaya sangat penting untuk diadakan dalam menyambut hari jadi kota Bangkalan. Sebab, hari jadi merupakan sejarah hari lahir kabupaten Bangkalan. Dan dalam perjalanannya juga tidak lepas dari budaya. Selain itu hal tersebut dilakukan lantaran benyaknya potensi budaya dan wisata yang sangat beragam di Kota Dzikir dan Shalawat.

Selain kirab budaya Disbudpar kabupaten Bangkalan dalam rangkaian hari jadi kota Bangkalan ini juga menggelar festival 1001 menu bebek khas Bangkalan. Jadi, jangan sampai kelewatan mengikuti semua gelaran kegiatan dalam memeriahkan Hari Jadi Kota Bangkalan.

Galeri Andhap Asor Sajian Foto Sejarah Kabupaten Sumenep

12/04/2018 Add Comment
Di zaman sekarang melestarikan budaya leluhur yang telah ada berabad-abad merupakan tantangan tersendiri. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang sangat kental dengan kebudayaannya. Sampai saat ini, Keraton Sumenep masih menyimpan begitu banyak benda-benda peninggalan zaman kerajaan, baik di Museum maupun singgasana keraton itu sendiri.

Apresiasi ini tidak hanya sekedar pelestarian saja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) membangun sebuah Galeri Andhap Asor di Pendopo Agung. Didalam galeri tersebut terpampang foto Sejarah Sumenep dan Berbagai Potensi Alam, Kesenian dan Budaya Khas Kabupaten Sumenep.

Kami dari Gerbang Pulau Madura berkesempatan untuk berkunjung ke Galeri Andhap Asor, melihat berbagai foto didalamnya serta mengabadikan keadaan disana dalam tulisan ini agar dibaca dan menggugah para Traveler untuk datang ke Galeri tersebut.


Galeri Andhap Asor Menyimpan Sejarah Sumenep


Galeri Andhap Asor ini dibangun di lingkungan Keraton Sumenep, sehingga para pengunjung yang datang ke lingkungan Keraton tidak hanya bisa melihat peninggalan raja-raja seperti Kereta kencana, benda pusaka, tempa pemandian puti raja atau Taman Sare. Melainkan juga bisa mengetahui sejarah para Raja Sumenep melalui foto-foto yang berada di dalam galeri dan sejarah tentang Sumenep.

Gedung Andhap Asor sendiri diresmikan oleh Bupati Sumenep yaitu Dr. KH. A. Busyro Karim M.si, pada hari jadi Kabupaten Sumenep yang ke-749, (31/10/18) kemarin. Gedung Andhap Asor disediakan sebagai gedung kesenian fotografi, yang menampilkan beberapa potret sejarah dan peninggalan keraton.  


Menurut Bupati Sumenep Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si , berbicara Sumenep memang sangat menarik, karena selain memiliki 126 Pulau yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni, Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura ini juga memiliki kekayaan alam dan potensi wisata yang sangat luar biasa.
Wisata yang dimiliki Kabupaten Sumenep ini, meliputi Wisata Religi, Wisata Alam dan Wisata Bahari. Bahkan, salah satu destinasi wisata Kabupaten Sumenep menjadi ikon Indonesia yakni wisata Kesehatan dengan memiliki kadar oksigen 20 persen lebih yang terletak di pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek.

Oleh karenanya pembangunan infrastruktur dan promosi terhadap sejumlah obyek wisata mulai dilakukan Pemerinath Daerah Kabupaten Sumenep, hal itu bertujuan untuk menarik minat para wisatawan baik dari wisata nusantara maupun mancanegara.


Sementara, Kepala Dinas PRKP dan Cipta Karya, Bambang Irianto menyebut pembangunan Galeri Andhap Asor sebagai bentuk dukungan menyukseskan program Kunjungan Wisata atau Visit Sumenep. Sebab galeri itu diinginkan menjadi salah satu objek wisata di lingkungan Keraton.

Bangunan Gedung Andhap Asor sendiri memiliki ciri bangunan yang sudah modern dengan cat warna putih. Terdapat ukiran di samping pintu yang terbuat dari kayu dengan warna coklat. Didalamnya terdapat cerita dalam bentuk foto seperti awal kedatangan leluhur, asal-mula kota Sumenep, silsilah para Adipati dan Bupati Sumenep, budaya dan tradisi masyarakat Sumenep. 

Sekarang, kalau teman-teman berencana untuk pergi ke Kabupaten Sumenep jangan sampai melewatkan untuk datang mengunjungi Galeri Andhap Asor ini. Kalian akan lebih tahu lagi mengenai sejarah Sumenep lewat foto yang ada didalamnya.