Fakta Unik Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang

3/05/2022
Rumah adat bernama Tanean Lanjhang merupakan pemukiman bagi masyarakat Pulau Madura. Dalam satu lingkungan terdapat beberapa bangunan. Pada pemukiman rumah adat ini terdapat satu rumah induk. Rumah ini memiliki tanda berupa hiasan 2 jengger ayam di bagian atap dengan posisi berhadapan.

Hiasan ini mengingatkan penghuni rumah pada kematian, yang pasti akan dijalani oleh setiap makhluk hidup. Rumah induk ini ditempati oleh orang tertua pada keluarga tersebut. Orang tua ini disebut kepala somah. Ibarat raja kecil, kepala somah adalah yang menguasai semua kebijakan keluarga, terutama menyangkut masalah perkawinan.

Terdapat filosofi pada hiasan 2 jengger ayam tersebut, yaitu untuk mengingatkan penghuni rumah tentang kematian yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Selain itu, dalam rumah adat Tanean Lanjhang ini terdapat beberapa keunikan. Apa saja fakta unik dari rumah adat Suku Madura ini? Yuk temukan jawabannya di ulasan berikut!



3 Fakta Unik Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang


1. Keunikan dari Segi Bagian-Bagian Rumah

Rumah adat Tanean Lanjhang hanya memiliki satu pintu di bagian depan. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemilik rumah ketika mengontrol aktivitas keluar masuk anggota keluarganya. Pintu utama tersebut dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Madura yang berwarna hijau dan merah.

Hiasan tersebut melambangkan perjuangan pahlawan Madura dan kesetiannya. Selanjutnya pada bagian dinding depan terdapat gambar lukisan bunga. Gambar tesebut menggambarkan keharmonisan keluarga penghuni rumah. Kemudian di dalam ruangan rumah terdapat 4 buah pilar penyangga (pilar pasarean) yang kokoh.

Pilar-pilar tersebut terbuat dari bahan kayu jati dan terhubung antara satu pilar dengan pilar yang lain dan membentuk bujur sangkar.

2. Keunikan dari Segi Letak Ruangan di dalam Rumah

Tata letak pemukiman rumah adat Tanean Lanjhang ini sangat rapih dan teratur. Semua rumah berjejer dan satu rumah induk ditempatkan di tengah-tengah pemukiman. Letak rumah adat ini sangat dekat dengan lahan garapan mata pencaharian, sungai, dan mata air di daerah sekitarnya.

Rumah induk tersebut sebagai hunian para sesepuh yang terkenal dengan julukan kepala somah. Kepala somah adalah orang yang menentukan kebijakan-kebijakan keluarga, terutama kebijakan tentang pernikahan. Bangunan langgar berada pada bagian ujung Barat, sedangkan bagian utara mereka bangun untuk kelompok rumah yang tersusun berdasarkan hierarki keluarga.

Adapun bagian barat ke timur adalah rumah orang tua, anak-anak, cucu hingga cicit dari keturunan pihak keluarga wanita. Kelompok keluarga seperti itu disebut sebagai koren atau rumpun bambu. Istilah ini sangat cocok karena satu koren berarti satu keluarga inti.

3. Memiliki Filosofi Rumah

Sama seperti rumah adat miliki suku lainnya rumah adat suku Madura yakni Tanen Lanjhang juga memiliki banyak filosofi, diantaranya adalah sebagai berikut:

Hiasan 2 Jengger Ayam

Dalam suatu pemukiman rumah adat Madura terdapat satu rumah induk yang memiliki tanda berupa hiasan 2 jengger ayam pada bagian atap. Tanda 2 jengger ayam tersebut memiliki filosofi, yaitu untuk mengingatkan penghuni rumah pada kematian yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk hidup.

Ukiran di Pintu Depan

Bagian pintu pada rumah adat Madura biasanya mereka lengkapi dengan hiasan ukiran-ukiran khas Madura berwarna hijau dan merah. Warna hijau dan merah pada ukiran tersebut merupakan lambang kesetiaan dan perjuangan para pejuang Madura.

Lukisan Bunga di Dinding

Terdapat lukisan bunga pada dinding depan rumah, lukisan bunga tersebut menggambarkan keharmonisan keluarga penghuni rumah. Tersimpan peringatan hidup bahwa orang Madura pekerja keras tapi tidak melupakan kehidupan baru setelah kematian di dunia. Simbol keharmonisan keluarga, tercermin dalam ukiran-ukiran motif bunga di dinding kayu rumah dengan paduan cat warna yang mencolok.

Atap Rumah Berbentuk Perahu

Simbol pekerja keras bisa dilihat dari atap rumah yang berbentuk seperti perahu, dimana ini menandakan bahwa nenek moyang kita adalah pelaut yang handal. Atau bisa juga dimaknai bahwa atap rumah seperti nisan kuburan itu, sebagai bentuk bahwa orang Madura selalu ingat akan kematian dan kehidupan abadi setelah kematian.

Itulah beberapa keunikan yang terdapat pada rumah adat suku Madura, meskipun saat ini sudah hampir jarang ditemukan karena masyarakat madura sudah beralih ke bentuk rumah modern. Terlebih mereka yang memang tinggalnya sudah tidak di Madura karena merantau ke kota besar yang kawasan perumahannya sudah modern.

Salah satunya Komplek Kolmas Regency berlokasi di Jalan Raya Kolmas. Lokasinya yang strategis di Utara Kota Cimahi, lingkungan yang asri dan suasana alam yang masih segar.Kawasan Utara Kota Cimahi masih memiliki sumber air yang baik dan melimpah, sangat dekat dengan berbagai tempat wisata terkenal di Indonesia seperti Dusun Bambu leisure park, dan hanya berjarak 1km dari pusat kota Cimahi.

Meskipun jarang ditemukan namun rumah Tanean Lanjhang sangat terjaga dan terawat. Ketika butuh renovasi harus disegerakan karena kawatir kerusakan yang ada, akan merembet ke bagian rumah yang lain. Kalau ada anggota keluarga yang mau membangun rumah baru, kami larang merusak rumah Sangkolan. Silahkan pindah ke tanah lain dan membangun rumah modern, dan itu sudah menjadi kesepakatan dalam keluarga Tanean Lanjhang.


Tour Travel Pulau Madura

Sebarkan

Komentar Facebook

Artikel Terkait

Previous
Next Post »