Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Silsilah Raden Jakandar atau Sunan Bangkalan atau Sayyid Al Maghribi

6/05/2023 Add Comment
Raden Djakandar atau lebih dikenal Sunan Bangkalan (Sayyid Al Maghribi) adalah ulama keturunan Keluarga Kerajaan Pajajaran. Dari pernikahannya dengan Dewi Nawangsasi, putri Ki Ageng Tarub, dikaruniai dua orang Putri yaitu Dewi Hisah (Istri Sunan Gunung Jati) dan Dewi Hirah (Istri Sunan Bonang). Makam beliau berada di pinggiran Bangkalan, tepian pantai Ujung Piring.



Dari sumber kitab kecil yang berjudul Tarich al-Auliya susunannya K.H. Bisyri Musthofa Rembang menjelaskan bahwa silsilah para wali di nusantara tidak lepas dari 4 (empat) tokoh besar, antara lain :

1). Sayyid Jamaluddin Husain as-Samarqandiy
2). Raden Arya Galuh Pajajaran
3). Raja Kuntara Cempa Kamboja
4). Prabu Brawijaya V Raja Majapahit

A. Silsilah dari Asmaraqondiy

Sayyid Jamaluddin Husain atau Maulana Muhammad Jumadil Kubro atau Ahmad Syah as-Samarqandiy adalah putra Abdulloh Khon, putra Amir Abdul Malik, putra Sayyid Alwi,, putra Sayyid Ali, putra Sayyid Muhammad, putra Sayyid Alwi, putra Sayyid Muhammad, putra Sayyid Alwi, putra Sayyid Abdulloh, putra Sayyid Ahmad al-Muhajir al-Faqih al-Muqoddam, putra Sayyid Isa al-Bashriy, putra Sayyid Muhammad ar-Rumiy, putra Sayyid Ali al-’Aridhiy, putra Sayyid Ja’far as-Shodiq, putra Sayyid Muhammad al-Baqir, putra Sayyid Ali Zainul Abidin, putra Sayyid Husain, Putra Kholifah Ali bin Abu Tahlib dengan Sayyidah Fathimah binti Nabi Muhammad SAW.

Dua orang putra dari Sayyid Jamaluddin Husain yang berdakwah di nusantara adalah Maulana Ishaq dan Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy.

B. Silsilah dari Jawa

Arya Penanggungan memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Arya Baribin, 2). Arya Teja (Adipati Tuban, dan 3). Ki Ageng Tarub.

Arya Baribin memiliki dua orang anak, yaitu : Raden Ayu Maduretno, dan Raden Jakandar (Sunan Bangkalan Madura).

Arya Teja (Adipati Tuban) memiliki dua orang anak, yaitu : Dewi Candrawati (Diperistri oleh Sunan Ampel), dan Raden Sahur Tumenggung Wilatikta Tuban (Ayahanda Raden Syahid Sunan Kalijaga).

Ki Ageng Tarub memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Dewi Nawang Sih, 2). Dewi Nawang Sasi, dan 3). Dewi Nawang Arum.

Dewi Nawang Sasi menikah dengan Raden Jakandar (Sunan Bangkalan) putra Arya Baribin yang memiliki dua orang anak, yaitu : 1). Dewi Hisah (Istrinya Sayyid Abdul Qodir Sunan Gunung Jati), dan 2). Dewi Hirah (Istrinya Raden Mahdum Ibrohim Sunan Bonang).

Dewi Nawang Arum menikah dengan Raden Sahur Tumenggung Wilatikta putra Arya Teja memiliki dua orang anak, yaitu : Raden Syahid (Sunan Kalijaga), dan Dewi Sari (Istrinya Sunan Ngudung)

C. Silsilah dari Cempa

Raja Kuntara Cempa Kamboja memilki tiga orang anak, yaitu : 1). Dwarawati Murdaningrum (diperistri oleh Prabu Kartawijaya atau Prabu Brawijaya Majapahit), 2). Dewi Candra Wulan (diperistri oleh Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy), dan 3). Raden Cingkara.

D. Keturunan Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy

Maulana Malik Ibrohim dengan Dewi Candra Wulan putrinya Raja Cingkara memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Raja Pendita, 2). Raden Rahmat (Sunan Ampel), dan 3). Siti Zainab.

Raja Pendita Menikah dengan Raden Ayu Madu Retno putrinya Arya Baribin memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Haji Utsman (Sunan Manyuran Mandalika), 2). Utsman Haji (Sunan Ngudung), dan 3). Nyai Gede Tanda.

Raden Rahmat (Sunan Ampel) memiliki dua orng istri, yaitu : Dewi Candrawti putrinya Arya Teja Adipati Tuban, dan Dewi Karimah putrinya Ki Bang Kuning.

Dengan Dewi Candrawati beliau memiliki lima orang anak, yaitu :
1). Siti Syari’ah (Menikah dengan Haji Utsman Sunan Manyuran),
2). Siti Muthmainnah (Menikah dengan Sayyid Muhsin Sunan Wilis),
3). Siti Hafshah (Manikah dengan Sayyid Ahmad al-Yamaniy),
4). Raden Mahdum Ibrohim (Sunan Bonang), dan
5). Raden Qosim (Sunan Derajat Sidayu).

Dan dengan Dewi Karimah beliau memiliki dua putri, yaitu :
1). Dewi Murtasiyah (Menikah dengan Sunan Giri), dan
2). Dewi Murtasimah (Menikah dengan Raden Fatah Sultan Demak).

E. Keturunan Maulana Ishaq bin Sayyid Jamaluddin Husain

Maulana Ishaq berdakwah di daerah Pasai memiliki dua orang anak, yaitu : Sayyid Abdul Qodir (Sunan Gunung Jati Cirebon) dan Dewi Saroh (diperistri oleh Sunan Kalijaga). Kemudian Maulana Ishaq berdakwah ke Blambangan Banyuwangi menikah dengan Dewi Sekar Dadu putrinya Minak Sembuyu Adipati Blambangan memiliki seorang putra yang bernama Raden Paku atau Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri).

F. Silsilah Perpaduan Antara Asmaraqandiy dengan Jawa dan Cempa

1). Sunan Ngudung (Utsman Haji putra Raja Pendita putra Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy) menikah dengan Dewi Sari putrinya Raden Sahur Tumenggung Wilatikta) memiliki dua orang anak, yaitu : 1). Dewi Sujinah (Istrinya Sunan Muria), dan 2). Raden Amir Haji (Sunan Kudus).

2). Sunan Bonang (Raden Mahdum Ibrohim) putra Sunan Ampel menikah dengan Dewi Hirah putrinya Raden Jakandar memiliki satu orang putri bernama Dewi Ruhil yang menikah dengan Amir Haji Sunan Kudus.

3). Sunan Gunung Jati (Sayyid Abdul Qodir putra Maulana Ishaq) menikah dengan Dewi Hisah putrinya Raden Jakandar memiliki dua orang anak, yaitu : Sayyid Abdul Jalil (Syekh Siti Jenar Jepara), dan Dewi Shufiyah (Istrinya Raden Qosim Sunan Derajat)

4). Sunan Kalijaga (Raden Syahid) putra Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta Tuban dengan Dewi Nawang Arum putrinya Ki Ageng Tarub), Raden Sahur putra Arya Teja (Adipati Tuban), putra Arya Penanggungan, putra Arya Galuh, putra Arya Randu Kuning, putra Arya Metahun, putra Arya Banjaran (Sudara Prabu Mundi Wangi Pajajaran dan sekaligus menjadi patih di kerajaannya), putra Mundi Sari (Pajajaran). Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh putrinya Maulana Ishaq memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Raden Sa’id (Sunan Muria), 2). Dewi Ruqoiyah, dan 3). Dewi Shofiyah

G. Silsilah Keturunan Prabu Brawijaya V Raja Majapahit Terakhir

Prabu Brawijaya atau Kartawijaya atau Kertabhumi adalah putra dari Raden Suruh (Adipati Majalengka), putra Prabu Mundi Wangi (Raja Pajajaran), putra Mundi Sari, putra Raden Laliyan (Pajajaran), putra Rawis Renggo (Jenggala), dan untuk seterusnya lihat silsilah Raden Arya Galuh.
Prabu Brawijaya memiliki anak banyak sekali, karena di dalam satu riwayat diceritakan bahwa istrinya berjumlah lebih dari 25 orang. Dan adapun anaknya yang dapat disebutkan, maka beberapa diantaranya adalah :

Dari Istri Permaisuri adalah Raden Arya Damar (Adipati Palembang). Dari Istri Dwarawati Murdaningrum putrinya Raja Kuntara Cempa adalah :
1). Putri Hadiy (Istrinya Adipati Dayaningrat Pengging),
2). Raden Lembu Peteng (Madura), dan
3). Raden Gugur.

Dan dari Istri Putri Cempa yang lain keturunan China putrinya Ma Hong Fu (Kyai Batong) adalah Raden Jin Bun atau Raden Hasan atau Raden Fatah (Sultan Demak Bintara)

Dari Istri Ponorogo adalah : Betara Katung dan Adipati Luwanu. Dari Istri Bagelain adalah : Raden Jaran Penoleh (Sampang Madura).

Raden Fatah (Sultan Demak) menikah dengan Dewi Murtasimah putrinya Sunan Ampel memiliki lima orang anak, yaitu :
1). Pangeran Purba
2). Pangeran Trenggana
3). Raden Bagus Sida Kali
4). Raden Kanduruhan
5). Dewi Ratih

JADI KESIMPULANNYA ADALAH :

Raden Ayu Maduretna (istrinya Raja Penditho); Raja Penditho adalah bersaudara dengan Raden Rahmat (Sunan Ampel). Ratu Maduretno puteri dari Susuhunan Prabu Mangkurat di Solo dan merupakan permaisuri dari R. TUMENGGUNG SURODININGRAT dengan gelar PANGERAN ADIPATI SETJOADININGRAT/PANEMBAHAN TJAKRAADININGRAT V (Panembahan Sidho Mukti) di Bangkalan...

Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang dan Video Lengkapnya

1/28/2022 Add Comment
Rumah adat menjadi ciri khas yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia tidak terkecuali dengan suku Madura. Di Madura sendiri terdapat rumah adat yang sudah ada sejak lama bahkan sampai saat ini rumah adat ini masih digunakan dan dipertahankan keasliannya oleh beberapa masyarakat Madura.

Perlu diketahui bahwa rumah adat merupakan entitas terkecil untuk mewadahi kegiatan manusia. Sehingga kebiasaan, kepercayaan, serta budaya maupun tradisi yang terbentuk dari penghuni rumah juga akan mempengaruhi bentuk maupun tata ruang rumah tersebut. Apalagi rumah adat sebenarnya memiliki peran yang sangat penting namun sering kali terlupakan.

Adanya perubahan yang terjadi dalam rumah adat menuju modern secara tidak langsung dapat 'memaksa' penghuninya untuk tidak melakukan tradisi tertentu. Yang apabila hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama dapat turut menghilangkan identitas diri manusia yang ada di dalamnya.


Mengenal Tanean Lanjhang Khas Madura

Rumah adat Madura dikenal dengan sebutan Tanèyan Lanjhâng yang memiliki arti Tanèyan (Halaman Rumah) dan Lanjhâng (Panjang). Kalau secara filosofi Taneyan Lanjhang ini diibaratkan seperti tubuh manusia. Yang merupakan kumpulan rumah yang tediri beberapa keluarga yang masih berada dalam satu ikatan keluarga.

Sehingga dalam satu halaman yang panjang bisa berisi sampai 10 bangunan rumah. Mulai dari orang tua, anak sampai anak menantu berkumpul menjadi satu halaman. Semua ini terinspirasi dari nilai-nilai falsafah kehidupan sosial budaya Madura.  Sebab, masyarakat Madura memang terkenal kuat dalam hubungan kekerabatannya.

Halaman depan yang panjang atau yang dikenal dengan Tanean Lanjhang merupakan ciri khas rumah adat Madura. Tanean Lanjhang memiliki beberapa bagian diantaranya rumah induk atau rumah utama, langgar, kandang, dapur, serta pekarangan (tanyan). Bahkan untuk rumah dibagi menjadi dua yakni rumah lakek (laki-laki) dan rumah bine' (perempuan).

Tanean Lanjhang termasuk ke dalam salah satu pemukiman etnis Madura yang sangat dijaga sekali oleh setiap penghuni yang ada di dalamnya. Rumah yang satu dengan rumah lainnya berjarak lumayan dekat, biasanya hanya dibatasi oleh pekarangan. Lokasinya sangat dekat dengan tanah pertanian, mata air, atau sungai.

Rumah adat Madura Tanean Lanjhang dibangun menggunakan bahan material yang tersedia di alam, salah satunya seperti kayu jati yang digunakan untuk membuat Lencak atau dipan yang berfungsi sebagai tempat tidur. Bagian lantai rumah adat ini biasanya hanya menggunakan alas tanah.

Di bagian halaman memang tidak memiliki pagar, setiap ada yang ingin berkunjung harus melewati jalan atau pintu yang sudah tersedia hanya ada satu pintu masuk utama. Bahkan orang baru pun harus melakukan hal ini, karena akan dianggap tidak sopan jika tidak melewati jalan yang sudah ada.


Selain itu rumah Tanean Lanjhang hanya memiliki satu pintu masuk yang terletak di depan rumah dan hampir tidak ada jendela. Hal ini bertujuan agar pemilik rumah dapat mengontrol aktivitas keluar masuk anggota keluarga. Pintu ini dihiasi dengan ukiran khas Madura, dengan warna hijau dan merah yang merupakan simbol kesetiaan dan perjuangan.

Melihat Rumah Adat Madura yang Masih Terjaga di Desa Pacentan Bangkalan

Di kabupaten Bangkalan tepatnya di Kecamatan Tanah Merah Desa Pacentan terdapat rumah Tanean Lanjhang yang saat ini lumayan sulit untuk ditemukan. Tidak bisa dipungkiri kalau seiring perkembangan zaman, masyarakat Madura menggunakan jenis bahan bangunan yang modern sehingga rumah adat yang menjadi ciri khas orang Madura semakin susah ditemukan.

Bukan hanya itu saja saat ini sudah banyak sekali hunian rumah modern yang dibangun dengan berbagai model dan tentunya disesuaikan dengan budget seperti yang ada di Srimaya Residence. Dengan membawa spesifikasi berkelas ke segmen rumah terjangkau lewat perumahan sistem cluster yang aman dan desain hijau yang eksklusif. 


Dibangun di atas lahan seluas 15 hektare, perumahan Summarecon yang berada di Bantar Gebang ini terdiri dari 3 cluster perumahan modern dengan lingkungan hijau yang luas. Selain itu, lingkungan Srimaya Residence memiliki danau di dalam kompleks yang menjamin lingkungan yang bebas banjir dan bisa menjadi waterpark yang menyenangkan.

Kembali pada rumah adat Tanean Lanjhang yang ada di Desa Pacentan, tim Gerbang Pulau Madura berhasil melihat langsung ke dalam rumah. Tanean Lanjhang dibuat dengan memiliki bagian-bagian yang berbeda. Setiap bagian mempunyai fungsi dan latar belakangnya, sehingga tidak dibuat secara sembarangan.

Tanean

Tanean atau pekarangan merupakan bagian utama yang berada di tengah rumah. Tanean merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi antar anggota keluarga, tempat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu juga sebagai tempat melakukan ritual keluarga, tempat bermain anak, dan kegiatan lainnya.

Langghar

Setiap rumah Tanean Lanjhang dilengkapi dengan mushola atau dalam bahasa Madura disebut Langghar. Mushola ini selain berfungsi sebagai tempat sholat juga menjadi tempat kepala somah mengawasi orang-orang yang keluar masuk pekarangannya. Langgar merupakan sesuatu yang sangat penting karena masyarakat Madura adalah pemeluk agama Islam yang sangat kuat.

Letaknya berada di sebelah barat yang dalam Islam berarti menghadap kiblat. Langgar digunakan sebagai pusat kegiatan laki-laki. Bisa menjadi tempat bekerja pada siang hari, tempat menerima tamu, serta tempat istirahat bagi laki-laki. Langgar juga biasa digunakan untuk aktivitas sehari-hari serta tempat belajar agama bagi penghuni Tanean Lanjhang.

Langghar berbentuk panggung dengan tiang setinggi 40-50 cm yang terbuat dari bambu atau kayu. Langgar memiliki dinding kanan, kiri, dan belakang. Dinding dapat dibuat dari tembok, kayu, atau bambu. Atap terdiri atas genteng atau daun serta tiang penyangga bisa berjumlah empat atau delapan dengan bahan bambu atau kayu yang kuat.

Rumah

Rumah utama atau bangunan utama yang ada pada Tanean Lanjhang biasanya dihuni oleh orang tertua yang ada pada seluruh keluarga yang ada di kumpulan rumah tersebut. Jika dilihat dari ukuran, rumah atau bangunan utama memiliki ukuran dengan lebar sebesar 6.6 meter dan panjang hingga 11 meter.
Cara membedakan bangunan utama dari bangunan umum lainnya adalah dengan adanya jengger ayam sebagai tanda yang membedakan. Bangunan utama juga biasanya akan terlihat lebih besar dan mewah dibandingkan dengan bangunan lainnya. Selain itu dibedakan juga antara rumah lake' (laki-laki) dan rumah bine' (perempuan).

Dapur

Dapur terletak di samping langghar ataupun bersebelahan dengan kandang ternak. Dapur tidak hanya sebagai tempat untuk mempersiapkan makanan, tetapi juga berfungsi sebagai lumbung atau tempat menyimpan hasil panen. Ukuran dari sebuah dapur juga tidak terlalu luas dan biasanya lokasi pembangunan dari dapur akan disesuaikan dengan kebutuhan.

Lombung

Lombung letaknya biasanya berjejer dengan dapur karna lombung sendiri merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen padi yang telah dibungkus dengan karung, terbilang cukup unik karna lombung sendiri tidak mempunyai daun pintu dan untuk mengambilnya kita harus naik keatas.

Kandang Hewan

Kandang ini berfungsi untuk menyimpan berbagai hewan ternak seperti sapi dan kambing dari masyarakat Madura.  Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan lebar 5,9 meter dan panjang 6,6 meter. Salah satu mata pencaharian orang madura adalah berternak sehingga tidak heran kalau kadang hewan sellau ada di setiap rumah.

Nah, itulah sedikit informasi mengenai rumah Tanean Lanjhang yang merupakan rumah adat orang Madura. Meskipun saat ini mulai sulit untuk ditemukan namun keberadaanya masih terjaga terutama yang berada di pedalaman Madura. kalau teman-temna sedang berkunjung ke madura tidak ada salahnya untuk mencoba melihatnya langsung.

Video lengkap seputar Tanean Lanjhang

Beberapa waktu lalu kami sempat datang ke Desa Pacentan, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan dan melihat langsung struktur Tanean Lanjhang yang masih ada dan berikut adalah video hasil dari liputan kami.


Daftar Lengkap Raja Penguasa di Wilayah Madura Barat

10/14/2021 Add Comment

Kurang lengkap rasanya jika kita tau banyak hal tentang Madura namun kurang mempelajari Sejarah yang terkandung didalamnya karna dengan mempelajari sejarah maka akan menambah wawasan bagaimana pemerintahan yang pernah berkuasa daru zaman kerajaan hingga kemerdekaan atau yang lebih dikenal dengan Bupati hingga saat ini.

 


Madura pernah terbagi dalam 2 wilayah yakni Madura Barat dan Madura Timur yang mempunyai pemimpin masing-masing, nah dalam postingan kali ini kami akan membahas tentang runtutan para pemimpin yang pernah menjadi orang No. 1 di Madura bagian Barat mulai dari Periode Masa Kerajaan hingga Kemerdekaan Republik Indonesia.


DAFTAR PENGUASA DI WILAYAH MADURA BARAT

Stamboom dari Buku  Peringatan 30 tahun Naik Tahta sebagai Regent/Bupati/Kanjeng di Bangkalan yang ditulis ulang oleh Bapak Hidrochin Sabarudin, Pemerhati Sejarah Madura dalam status facebook Beliau.

Daftar Raja Penguasa Madura Barat :

  1. Raden Aria Lembu Peteng [Putra Brawijaya dari Majapahit]
  2. Arya Menger [Anak]
  3. Arya Pratikel [Anak]
  4. Arya Pojok [Anak Menantu]
  5. Ki Demung [Anak]
  6. Ki Pragalba (-1531) [Anak]
  7. Raden Pratanu (1531-1592/96) [Anak]
  8. Raden Kara/Pangeran Tengah (1592/6-1621) [Anak]
  9. Pangeran Mas (1621–1624) [Saudara]
  10. R. Prasena Pangeran Tjakraningrat I (1624–1648) [Anak R. Koro]
  11. Raden Demang Malaya Kusuma (Pemangku Adipati 1648-1656) [Anak Tjakraningrat I]
  12. R. Undagan Pangeran Tjakraningrat II (1648–1707) [anak dari Tjakraadiningrat I
  13. Tumenggung Suroadingrat Pangeran Tjakraningrat III (1707–1718) [Anak]
  14. R. Djoerit Tumenggung Sosroadiningrat Pangeran Tjakraningrat IV
  15. (1718–1745) [saudara]
  16. R. Setjoadingrat Pangeran Cakraadiningrat V (1745–1770) [anak]
  17. Tumenggung Mangkuadiningrat Tjakraadiningrat VI (1770–1780) [Anak Pangeran Djamali, Cucu Tjakraadiningrat V ]

Masa Periode Kesultanan (Penyerahan Belanda ke Inggris)

  1. R. Sumodiningrat/R. Abdurachman Tjakraadiningrat VII/Sultan Bangkalan I (1780–1815) [Anak Tjakraadiningrat V, Saudara R. Djamali]
  2. R. Abd. Qodir (Kadiroen) Tjakraadiningrat VIII/Sultan Bangkalan II/Sultan Madura di Bangkalan (1815–1847) [anak]

Masa Periode Panembahan (Penyerahan Inggris ke Belanda)

  1. R. Yusuf Tjakraadiningrat IX/Panembahan Yusuf (1847–1862) [anak dari Tjakraadiningrat VIII/Sultan Abd. Kadiroen]
  2. R. Ismail Tjakraadiningrat X/Panembahan Ismail (1862–1882) [Anak Panembahan Yusuf ]

Masa Periode Regent/Bupati (Kekuasaan Belanda)

  1. RAA. Soerjonegoro Tjakraadiningrat XI (Hasyim) (Panembahan 1882–1885, Regent/Bupati Bangkalan 1885-1905) [anak dari Tjakraadiningrat VIII/Sultan Abd. Kadiroen]
  2. RAA Soerjonegoro Tjakraningrat (1905–1918) tidak mempunyai keturunan [anak] 

Masa Periode Kemerdekaan Negara RI

  1. RAA Soerjowinoto Tjakraningrat XII Walinegara Madura (Yusuf) (1918–1945/1948) [saudara]
  2. RAA Muhammad Zis/Aziz Tjakraningrat XIII (1948–1956) [anak]

Itulah Daftar Lengkap Raja Penguasa Madura Barat mulai dari Kerajaan, Kesultanan, Panembahan, Regent/Bupati hingga Kemerdekaan dan selanjutnya akan diposting tentang Daftar Bupati Bangkalan setelah Kemerdekaan.

Daftar Murid atau Santri Syaikhona Kholil Bangkalan

10/09/2021 Add Comment

Sosok seorang Syaikhona Mohammad Kholil tak lekang oleh waktu, meskipun beliau telah tiada namun pengaruh atau wibawanya tetap terjaga hingga saat ini. Cerita turun temurun tentang kisah hidup Beliau yang sudah banyak beredar di masyarakat, buku bahkan internet semakin menambah kecintaan kepada Beliau meskipun kita tidak pernah melihat secara langsung diri seorang Kyai Haji Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.

Makam Beliau yang berada di Desa Mertajesah, tepatnya Masjid Syaichona Cholil tiap hari selalu ramai didatangi oleh para pengunjung untuk ziarah maupun melakukan ritual Ibadah. Peziarah datang tidak hanya dari dalam kota melainkan dari luar kota Bangkalan semisal sampang, pamekasan, sumenep dari Pulau Jawa bahkan luar Indonesia seperti Malaysia dan lain sebagainya.

Beberapa Murid dan Santri Syaikhona Kholil

Sungguh beruntung mereka yang pernah menjadi Murid atau Santri seorang Syaikhona Kholil yang tidak lagi diragukan Keilmuan dibidang Agama, tentu banyak hal akan didapatkan oleh Ahlinya dan ini terbukti dari sekian banyak Murid dan Santri rata-rata menjadi orang besar atau pemimpin Pondok Pesantren terkenal di Indonesia, beberapa Santri Syaikhona Kholil diantaranya adalah:

DAFTAR MURID SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

  1. KH. Hasyim Asy’ari : Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Beliau juga dikenal sebagai pendiri Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) Bahkan beliau tercatat sebagai Pahlawan Nasional, banyak kisah hidup Beliau yang ikut membantu melawan belanda dan jepang
     
  2. KHR. As’ad Syamsul Arifin : Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo Asembagus, Situbondo. Pesantren ini sekarang memiliki belasan ribu orang santri sekaligus sebagai pesantren rujukan di Jawa Timur.
     
  3.  KH. Wahab Hasbullah: Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang. Beliau pernah menjabat sebagai Rais Aam NU (1947 – 1971).
     
  4. KH. Bisri Syamsuri: Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang.
     
  5. KH. Maksum : Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Rembang, Jawa Tengah
     
  6. KH. Bisri Mustofa : Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Rembang, Beliau juga dikenal sebagai mufassir Al Quran. Kitab tafsirnya dapat dibaca sampai sekarang, berjudul “Al-Ibriz” sebanyak 3 jilid tebal berhuruf jawa pegon.
     
  7. KH. Muhammad Siddiq : Pendiri sekaligus Pengasuh Pesantren Siddiqiyah, Jember.
     
  8. KH. Muhammad Hasan Genggong : Pendiri, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong. Pesantren ini memiliki ribuan santri dari seluruh penjuru Indonesia.
     
  9. KH. Zaini Mun’im: Pendiri, Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Pesantren ini juga tergolong besar, memiliki ribuan santri dan sebuah Universitas yang cukup megah.
     
  10. KH. Abdullah Mubarok: Pendiri, Pengasuh Pondok , kini dikenal juga menampung pengobatan para morphinis.
     
  11. KH. Asy’ari: Pendiri, pengasuh pondok Pesantren Darut Tholabah, Wonosari Bondowoso.
     
  12. KH. Abi Sujak : Pendiri, pengasuh pondok Pesantren  Astatinggi, Kebun Agung, Sumenep.
     
  13. KH. Ali Wafa : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Temporejo, Jember. Pesantren ini mempunyai ciri khas yang tersendiri, yaitu keahliannya tentang ilmu nahwu dan sharaf.
     
  14. KH. Toha : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Bata-bata, Pamekasan.
     
  15. KH. Mustofa : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Macan Putih, Blambangan
     
  16. KH Usmuni : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Pandean Sumenep.
     
  17. KH. Karimullah : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Curah Damai, Bondowoso.
     
  18. KH. Manaf Abdul Karim : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
     
  19. KH. Munawwir : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
     
  20. KH. Khozin : Pendiri, pengasuh pondok Pesantren Buduran, Sidoarjo.
     
  21. KH. Nawawi : Pendiri, pengasuh pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. Pesantren ini sangat berwibawa. Selain karena prinsip salaf tetap dipegang teguh, juga sangat hati-hati dalam menerima sumbangan. Sering kali menolak sumbangan kalau patut diduga terdapat subhat.
     
  22. KH. Abdul Hadi : Lamongan.
     
  23. KH. Zainudin : Nganjuk
     
  24. KH. Maksum : Lasem
     
  25. KH. Abdul Fatah : Pendiri, pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, Tulungagung
     
  26. KH. Zainul Abidin : Kraksan Probolinggo.
     
  27. KH. Munajad : Kertosono
     
  28. KH. Romli Tamim : Rejoso jombang
     
  29. KH. Muhammad Anwar : Pacul Bawang, Jombang
     
  30. KH. Abdul Madjid : Bata-bata, Pamekasan, Madura
     
  31. KH. Abdul Hamid bin Itsbat, Banyuwangi
     
  32. KH. Muhammad Thohir jamaluddin : Sumber Gayam, Madura.
     
  33. KH. Zainur Rasyid : Kironggo, Bondowoso
     
  34. KH. Hasan Mustofa : Garut Jawa Barat
     
  35. KH. Raden Fakih Maskumambang: Gresik
     
  36. KH. Sayyid Ali Bafaqih : Pendiri, pengasuh Pesantren Loloan Barat, Negara, Bali.”

Itulah beberapa Murid atau Santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan yang cukup terkenal, wibawa dan memiliki pondok pesantren yang berdiri hingga saat ini, tentunya mereka adalah santri pilihan sehingga bisa menjadi Ulama besar.

Sumber;
MaduraCorner.com
 

Silsilah Nasab dan Istri Syaikhona Kholil Bangkalan Madura

9/30/2021 Add Comment
Siapa yang tidak kenal dengan Syaikhona Muhammad Kholil yang namanya sangat masyhur di telinga orang-orang dengan segala cerita kehebatan Beliau dalam mensyiarkan Agama Islam di bumi Madura, bahkan Pesarean atau Makam Beliau hingga saat ini tidak pernah sepi dari pengunjung lokal maupun luar madura bahkan tidak sedikit juga peziarah yang datangnya dari luar indonesia seperti misal Malaysia.
 
Kurang lengkap rasanya jika kita tidak mengenal siapa Syaikhona Kholil yang dimulai dari Silsilah Nasab Beliau dan ketika sudah membaca atau tau tentang itu terkuaklah jika Beliau memang keturunan para Kyai yang sangat Alim, terhubung dari Wali Songo hingga Rasulullah SAW.
 

Sekedar untuk pemberitahuan bahwa Kami tidak menampilkan Foto Syaikhona Kholil yang banyak tersebar di internet maupun media sosial karna kami meyakini hingga saat ini foto Beliau memang belum ditemukan bahkan salah satu Tim kami sempat mencari keberadaan Foto hingga ke Museum Belanda namun tetap saja belum ditemukan.
 
Kami menyimpulkan jika Beliau memang mempunyai Kelebihan atau sengaja melakukan itu yakni tidak bisa diabadikan lewat foto sebagaimana beberapa kisah para Wali yang wajahnya tidak bisa difoto. Wallahu A'lam Bishawab.
 

SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN KUDUS

  1. Syaikhona Kholil Bangkalan.
  2. Kyai Abdul Lathif. Dimakamkan di Bangkalan.
  3. Kyai Hamim. Dimakamkan di Tаnјυng Porah, Lomaer, Bangkalan.
  4. Kyai Abdul Karim.
  5. Kyai Muharram. Dimakamkan di Banyuajuh, Bangkalan.
  6. Kyai Abdul Azhim. Dimakamkan di Tаmbаk Agung, Sukolilo, Labang, Bangkalan.
  7. Kyai Sulasi. Dimakamkan ԁі Petapan, Tragah, Bangkalan.
  8. Kyai Martalaksana. Dimakamkan di banyubunih, Galis, Bangkalan.
  9.  Kyai Badrul Budur. Dimakamkan di Rabesan, Dhuwwek Buter, Kwanyar, Bangkalan.
  10.  Kyai Abdur Rahman (Bhujuk Lek-Palek). Dimakamkan di kwanyar, Bangkalan.
  11.  Kyai khatib. Ada уаng mеnυӏіѕnуа “ratib”. Dimakamkan ԁі pranggan, sumenep.
  12.  Sayyid ahmad baidhawi (pangeran ketandar bangkal). Dimakamkan di sumenep.
  13.  Sayyid shaleh (paneSyaikhonaan pakaos). Dimakamkan di ampel surabaya.
  14.  Sayyid ja’far shadiq (sυnаn kudus). Dimakamkan ԁі kυԁυѕ.
  15.  Sayyid utsman haji (sυnаn ngudung). Dimakamkan ԁі kudus.
  16.  Sayyid fadhal aӏі аӏ-murtadha (raden santri /raja pandita). Dimakamkan di gresik.
  17.  Sayyid ibrahim (asmoro). Dimakamkan di tuban.
  18.  Sayyid husain jamaluddin. Dimakamkan di bugis.
  19.  Sayyid ahmad sуаһ jalaluddin. Dimakamkan ԁі naseradab, india.
  20.  Sayyid abdullah. Dimakamkan di naserabad, india.
  21.  Sayyid abdul mаӏіk azmatkhan. Dimakamkan di naserabad, india.
  22.  Sayyid alawi ‘ammil faqih. Dimakamkan di tarim, hadramaut, yaman.
  23.  Sayyid muhammad shahib mirbath. Dimakamkan di zhifar, hadramaut, yaman.
  24.  Sayyid aӏі khali’ qasam. Dimakamkan ԁі tarim, hadramaut, yaman.
  25.  Sayyid alawi. Dimakamkan di bait jabir, hadramaut, yaman.
  26.  Sayyid muhammad. Dimakamkan ԁі ьаіt jabir, hadramaut, yaman.
  27.  Sayyid alawi. Dimakamkan di sahal, yaman.
  28.  Sayyid abdullah/ubaidillah. Dimakamkan ԁі hadramaut, yaman.
  29.  Al-іmаm ahmad аӏ-muhajir . Dimakamkan ԁі аӏ-husayyisah, hadramaut, yaman.
  30.  Sayyid isa an-naqib. Dimakamkan ԁі bashrah, iraq.
  31.  Sayyid mυһаmmаԁ аnnaqib. Dimakamkan ԁі bashrah, iraq.
  32.  Al-imam ali al-uradhi. Dimakamkan ԁі аӏ-madinah аӏ-munawwarah.
  33.  Al-іmаm ja’far ash-shadiq. Dimakamkan di al-madinah аӏ-munawwarah.
  34.  Al-іmаm muhammad al-baqir. Dimakamkan di al-madinah аӏ-munawwarah.
  35.  Al-іmаm ali zainal abidin. Dimakamkan di аӏ-madinah al-munawwarah.
  36.  Sayyidina husain ьіn ali ьіn abi thalib. Dimakamkan ԁі karbala, iraq.
  37.  Sayyidatina fathimah az-zahra’ binti sayyidina muhammad rasulullah. Dimakamkan di madinah аӏ-munawwarah
Mаkа, dari jalur sunan kudus, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-37 dari rasulullah saw.
 

SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN  AMPEL

  1.  Syaikhona Kholil (syeikh muhammad Kholil) Bangkalan.
  2.  Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan.
  3.  Kyai hamim. Dimakamkan ԁі tаnјung porah, lomaer, Bangkalan.
  4.  Kyai abdul karim.
  5.  Kyai muharram. Dimakamkan di banyo ajuh, Bangkalan.
  6.  Kyai abdul azhim. Dimakamkan ԁі tаmьаk аgυng, sukalela, labeng, Bangkalan.
  7.  Nyai tері sulasi (іѕtгі kyai sulasi). Dimakamkan di petapan, trageh, Bangkalan.
  8.  Nуаі komala. Dimakamkan ԁі kuanyar, Bangkalan.
  9.  Sayyid zainal abidin (sunаn cendana). Dimakamkan di kuanyar, Bangkalan.
  10.  Sayyid muhammad khathib (raden bandardayo). Dimakamkan ԁі sedayu gresik.
  11.  Sayyid muѕа (sunan pakuan). Dimakamkan di dekat gυnung muria kυԁυѕ. Ԁаӏаm sebagian catatan nаmа musa іnі tidak tегtuӏіѕ.
  12.  Sayyid qasim (sυnаn drajat). Dimakamkan di drajat, paciran lamongan.
  13.  Sayyid ahmad rahmatullah (sunаn ampel). Dimakamkan di ampel, surabaya.
  14.  Sayyid ibrahim asmoro tuban. Ԁіsіnі Nasab nуаі sulasi ԁаn kyai sulasi bertemu.
Mаkа, melalui jalur sunan ampel, Syaikhona Kholil adalah generasi kе-34 ԁагі rasulullah ѕаw.

SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN GIRI

  1.  Syaikhona Kholil (syeikh muhammad Kholil) Bangkalan.
  2.  Kyai abdul lathif. Dimakamkan ԁі Bangkalan.
  3.  Kyai hamim. Dimakamkan di tаnјυng porah, lomaer, Bangkalan.
  4.  Kyai abdul karim.
  5.  Kyai muharram. Dimakamkan di banyo ajuh, Bangkalan.
  6.  Kyai abdul azhim. Dimakamkan di tambak аgυng, sukalela, labeng, Bangkalan.
  7.  Nyai tepi sulasi (istri kyai sulasi). Dimakamkan ԁі petapan, trageh, Bangkalan.
  8.  Nуаі komala. Dimakamkan di kuanyar, Bangkalan.
  9.  Sayyid zainal abidin (sυnаn cendana). Dimakamkan ԁі kuanyar, Bangkalan.
  10.  Nyai gеԁе kedaton (istri sayyid mυһаmmаԁ khathib). Dimakamkan ԁі giri, gresik.
  11.  PaneSyaikhonaan kulon. Dimakamkan ԁі giri, gresik.
  12.  Sayyid muhammad ainul yaqin (sunan giri). Dimakamkan di giri, gresik.
  13.  Maulana ishaq. Dimakamkan di pasai.
  14.  Sayyid ibrahim asmoro tuban. Di sini Nasab nуаі gеԁе kedaton dan sayyid muhammad khathib bertemu.
Mаkа, mеӏаӏuі jalur sυnаn giri, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-34 ԁагі rasulullah saw

SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN GUNUNG JATI

  1.  Syaikhona Kholil (syeikh muhammad Kholil) Bangkalan.
  2.  Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan.
  3.  Nyai khadijah (istri kyai hamim). Dimakamkan ԁі Bangkalan.
  4.  Kyai asror karomah.
  5.  Sayyid abdullah.
  6.  Sayyid ali al-akbаг.
  7.  Sayyid sulaiman. Dimakamkan di mojo аgυng, jombang.
  8.  Syarifah khadijah.
  9.  Maulana hasanuddin. Dimakamkan di banten.
  10.  Syarif hidayatullah (sυnаn gυnυng јаtі). Dimakamkan ԁі cirebon.
  11.  Sayyid abdullah umdatuddin.
  12.  Sayyid ali nuruddin/nurul аlаm.
  13.  Sayyid husain jamaluddin bugis. Ԁі ѕіnі Nasab nyai khadijah dan kyai hamim Kholil bertemu.
Mаkа, melalui jalur sυnаn gunung jati, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-32 ԁагі rasulullah ѕаw.

SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR BASYAIBAN

  1.  Syaikhona Kholil (syeikh mυһаmmаԁ Kholil) Bangkalan.
  2.  Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan.
  3.  Nуаі khadijah (istri kyai hamim). Dimakamkan di Bangkalan.
  4.  Kyai asror karomah.
  5.  Sayyid abdullah.
  6.  Sayyid aӏі al-akbar.
  7.  Sayyid sυӏаіmаn. Dimakamkan ԁі mojo аgυng, јоmьаng.
  8.  Sayyid abdurrahman (sυаmі syarifah khadijah ьіntі hasanuddin).
  9.  Sayyid umar.
  10.  Sayyid muhammad.
  11.  Sayyid abdul wahhab.
  12.  Sayyid abu ьаkаг basyaiban.
  13.  Sayyid mυһаmmаԁ
  14.  Sayyid hasan at-turabi
  15.  Sayyid aӏі.
  16.  Al-іmаm mυһаmmаԁ al-faqih al-muqaddam.
  17.  Sayyid aӏі.
  18.  Sayyid mυһаmmаԁ shahib mirbat. Di sini Nasab kеӏυагgа azmatkhan ԁаn basyaiban bertemu.

Mаkа, melalui jalur Sayyid Abdurrahman Basyaiban, Syaikhona Kholil аԁаӏаһ generasi kе-32 dari Rasulullah saw.
 

Dеmіkіаnӏаһ Silsilah Nasab Syaikhona Kholil ԁеngаn berbagaі јаӏuг уаng ѕауа ԁараtkаn sampai saat іnі, bisa јаԁі suatu hari nаntі kіtа menemukan nаmа-nаmа ьагυ daripada istri-istri јаӏυг ӏаkі-ӏаkі уаng аԁа іtυ.

Dаӏаm hal pencatatan Nasab, ada satu hal уаng сυkυр membanggakan bаgі Kyai-Kyai Jаwа dan Madura.

Bегkаt gabungan аntага adat arab dalam mеnјаgа Silsilah ԁаn adat jawa/madura yang tіԁаk membeda-bedakan garis ӏаkі-laki dan регеmрυаn, akhirnya kyai-kyai jawa/madura banyak yang memiliki silsilah ӏеngkар dari ьегьаgаі jalur.

Hаӏ іnі pernah ԁіtυnјυkkаn kepada seorang syeikh ԁагі yaman, ьеӏіаυ mегаѕа kаgυm kагеnа ьаnуаk јаӏυг perempuan уаng juga dicatat ԁаӏаm Silsilah itu sеӏаіn јаӏυг ӏаkі-ӏаkі, karena pada umumnya, orang arab tіԁаk tahu nаmа-nama kаkеk-buyutnya уаng ԁагі јаӏuг ibu atau јаӏυг nеnеk, mereka hanya mеngеnаӏ уаng jalur ayah ke atas ԁеngаn gагіѕ laki-ӏаkі.
 

ISTRI-ISTRI SYAIKHONA MUHAMMAD KHOLIL

Ada sembilan wanita yang tercatat sebagai istri Syekh Kholil, beberapa diantara mereka beliau nikahi setelah beberapa istri sebelumnya meninggal dunia. Hal itu sangatlan wajar, karena Syekh Kholil itu berumur panjang, bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau berumur lebih dari seratus tahun, maka beliaupun beberapa kali kedahuluan meninggal oleh istri dan beberapa kali menikah lagi. Itulah sebabnya Syekh Kholil memiliki istri yang banyak. Mereka adalah:

1.       Nyai Raden Ayu Assek binti Ludrapati.
2.       Nyai Ummu Rahma.
3.       Nyai Raden Ayu Arbi’ah.
4.       Seorang wanita dari Telaga Biru, Bangkalan. Belum diketahui namanya.
5.       Seorang wanita dari Sabrah Sepulu, Bangkalan. Belum diketahui namanya.
6.       Nyai Kuttab.
7.       Nyai Raden Ayu Nur Jati.
8.       Nyai Mesi.
9.       Nyai Sailah.

Dari sembilan istri itu, hanya empat orang yang menurunkan keturunan Syekh Kholil. Mereka adalah: Nyai Assek, Nyai Ummu Rahmah, Nyai Arbi’ah dan Nyai Mesi.
 

Referensi:

- Buku "Dari Kanjeng Sunan sampai Romo Kyai - Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan - Telaah Sejarah dan Riwayat Hidup" oleh KH. Ali bin Badri Azmatkhan
- MaduraCity.com
- MaduraCorner.com 

Benteng Modung Bangkalan - Pertahanan Pantai Terkuat di Pulau Jawa

9/12/2021 Add Comment
Tidak banyak orang yang mengetahui tentang adanya Benteng Modung (Fort Modoeng) yang berada di desa Tolbuk, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan ini, hanya segelintir saja yang tau itupun biasanya para sesepuh desa yang dengar dari cerita turun temurun ataupun sebagai saksi hidup ketika benteng tersebut masih ada lengkap dengan persenjataannya.
 
Kami mengetahui tentang keberadaan benteng ini dari sahabat sejarah asal surabaya yakni Mas Ahmad Zaki Yamani yang memposting tentang keberadaaan benteng ini lengkap dengan foto dan jenis persenjataan yang berada di benteng sebagai sarana pertahanan laut maupun udara kala itu. untuk lebih jelasnya berikut adalah tulisan dari Beliau mengenai Benteng Modung:
 

 

Benteng Modung "The Mighty of Fort Modung"

Pertahanan pantai terkuat dipulau Jawa yang berada didataran rendah serta berawa dilengkapi dengan pertahanan yang baik, memiliki konstruksi yang kuat dengan jumlah bahan bangunan terakumulasi sempurna. Benteng ini menunjukkan suatu perencanaan yang stategis dari suatu sistem perbentengan yang terkamuflase dengan sangat baik.

Sebagai pertahanan pantai yang saling terintegrasi maka posisi Benteng Modung menghadap ke laut Jawa dengan tujuan utama melindungi dan menjaga pangkalan serta lapangan terbang yang berada di Surabaya.

Di Benteng Modung yang berada di Tanjung Modung Bangkalan Madura diperkuat dengan persenjataan sbb:
 
3 Meriam 180 mm
1 Meriam 150 mm laras ganda
5 Meriam 150 mm
3 Meriam 120 mm
12 Meriam 75 mm
2 Meriam Pertahanan Udara 40 mm
2 Meriam Pertahanan Udara 20 mm
2 Senapan Pertahanan Udara 12,7 mm
2 Coastal Search Light ( Lampu sorot besar )

Semua senjata ini dalam kondisi sempurna. Di Benteng Modung dipasang penanda target gelombang pendek semacam radar penjejak sasaran, yang tampaknya dioperasikan oleh Perwira Inggris dengan beberapa crew, saat Tentara Jepang menguasai Benteng Modung pada Maret 1942 mereka ditawan.

Bagaimana nasib Benteng Modung saat ini ? Ya, musnah, nyaris tak tampak sama sekali termasuk kemana persenjataan yang luar biasa itu berada.
 

Itulah sedikit kisah mengenai keberadaan Benteng Modung ini, seandainya masih ada tentu kita bisa melihat dengan jelas keberadaan benteng dan bernostalgia sambil mengingat kisahnya seakan pernah ada pada zaman dimana benteng itu masih digunakan.

Sebagaimana masih berdirinya Benteng Erfprins yang berada di tengah kota Bangkalan, tetap berdiri kokoh meski kurang terawat dan semoga saja suatu saat bisa dirawat dan dijadikan wisata sejarah sebagai salah satu saksi hidup perjalanan Bangkalan dari masa ke masa.

KISAH HEROIK TERTEMBAKNYA PESAWAT BELANDA DI SOCAH - BANGKALAN

8/25/2021 Add Comment

Fairey Firefly Tertembak Jatuh Di Socah


Kompi I Pimpinan Kapten R.P Abdul Fatah dari Batalyon IV bertugas di desa Buluh/Pedeng Kec Socah Bangkalan. Seksi I pimpinan Letnan Djamaluddin berada di Dusun Pedeng Desa Bulu Socah sebelah kanan jalan besar dari Kamal ke Bangkalan, menghadap ke Selatan [arah Surabaya] dengan persenjataan:

- 2 Pucuk Pompom double loop kaliber 20 mm
- 1 pucuk mitraliur 12,7 mm

Dengan maksud menahan serangan udara dan menghambat serangan lawan apabila melalui jalur darat jalan besar Kamal di Pedeng terus ke Bangkalan.


Pada tanggal 04 Agustus 1947 kurang lebih jam 06:00, 2 pesawat tempur Belanda jenis Fairey Firefly Mk1 mengadakan observasi udara ke kota Bangkalan dan sekitarnya. Setelah berputar-putar kurang lebih 30 menit lamanya, lalu akan kembali ke pangkalannya di Morokrembangan melalui Jaddih ke selatan dan melewati diatas pertahanan udara Seksi I di Pedeng Buluh Socah.
 
Sebelumnya [saat ke dua pesawat tersebut observasi diatas kota Bangkalan] Seksi I pimpinan Letnan Djamaluddin telah mensiagakan persenjataan tersebut diatas, begitu 2 pesawat Fairey Firefly melintas dalam jarak tembak pertahanan udara Seksi I maka komando “Tembak!!” diberikan oleh saudara Ruslan sebagai wakil komandan seksi. Rentetan panjang 20 mm dan,, 💥Byaaar!!!💥,,
 

Satu pesawat belanda tertembak dan jatuh berantakan, kurang lebih 300 meter di muka pertahanan Seksi I, sedangkan pesawat satunya terus menuju ke lapangan terbang di Morokrembangan Surabaya.

Pesawat pengintai tempur Fairey Firefly FR Mk 1 register 11-27 dari Squadron 860 Penerbangan Angkatan Laut Kerajaan Belanda tertembak jatuh dan menewaskan Pilotnya, dengan data sebagai berikut:
 
- Nama :  Gerhard Henricus Verberne.
- NRP : 18965.
- Pangkat : Sergeant-Vlieger (Sersan Penerbang).
- Kesatuan : Squadron 860 MLD
- Lahir : 29 Januari 1918 di Den Haag Belanda.
- Alamat : Juliana van Stolberglaan 274 Den Haag
- Pekerjaan sebelum Militer : Teknisi laborat.
- Dimakamkan di Kembang Kuning Surabaya register KDH-B-34.
 

Fairey Firefly FR Mk 1 Dibuat Fairey Aviation Company Limited Inggris pertama kali bertugas pada Maret 1943, Fairey Firefly dijual ke Marine Luchtvaartdienst (MLD) (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) dan diserahkan di HMS Vulture, RNAS St. Merryn, Padstow, Cornwall pada 20 Juni 1946. 

"Kunang kunang" ini selanjutnya berdinas untuk Skuadron Udara 860 Marine Luchtvaartdienst (MLD/Penerbangan Angkatan Laut). Firefly memberikan dukungan kekuatan udara di Hindia Belanda selama Agresi Militer Belanda ke 1 pada 21 Juli 1947 hingga 4 Agustus 1947, tercatat tiga Fairy Firefly 11-22, 11-24 dan 11-27 tertembak jatuh selama digunakan berdinas di MLD.

Sepenggal Cerita Tentang Batik Patengteng Modung Bangkalan

4/09/2020 Add Comment
Sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai batik. Namun keindahan batik ini kabarnya sudah ditorehkan sejak 2000 tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.

Di peradaban mesir kuno, teknik membatik digunakan untuk membungkus mumi dengan kain linen. Kain linen ini dilapisi cairan lilin, kemudian digores dengan benda tajam semacam jarum atau pisau untuk menorehkan motifnya.


Pada Jaman Dinasti Tang (tahun 618-690) di Cina, teknik seperti ini juga sudah dijumpai. Bahkan pada jaman Dinasti Sui (tahun 581-618) teknik ini sudah dipraktekan lho. Karena Cina adalah bangsa pedagang yang berkeliling dunia, teknik ini kemudian menyebar ke banyak benua seperti Asia, Amerika, Afrika, bahkan sampai ke Eropa.

Kemudian para pedagang yang berasal dari India-lah yang membawa teknik ini ke Indonesia. Pada abad ke-6, teknik ini dibawa ke pulau Jawa. Teknik ini kemudian mulai tersebar luas dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa.

Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an. Diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India.

Kilas Balik Pengrajin Batik Patengteng, Mbok Miyeh

Menurut catatan perkembangan batik di Madura, Batik Patèngtèng sudah dikenal sejak beberapa abad yang lalu tepatnya ketika kerajaan Daha dan Tumapel (Kediri dan Singasari) mulai bergolak. Sebagian orang-orang Tumapel maupun Daha yang terpinggirkan mereka mengungsi dengan menyusuri sungai-sungai yang ada diantaranya Sungai Brantas hingga berakhir diujung laut Selat Madura.

Sampai akhirnya menemukan Pulau Madu Oro yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan Madura. Pertama kali yang dilihat adalah daerah Patèngtèng dengan kampung Mencay yang juga sebagai tempat pelarian tentara China ketika mereka dikalahkan oleh tentara dari Tumapel maupun Daha.

Ditempat tersebut mereka beranak Pinak dan membaur dengan masyarakat sekitarnya dengan mengenalkan istilah ambatik. Kata batik berasal dari bahasa Jawa, "ambhatik" dari kata "amba" berarti lebar, luas, kain; dan "titik" berarti titik atau "matik" (kata kerja dalam bahasa Jawa berarti membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori.

Titik Awal Menghidupkan Batik Patengteng

Batik Patengteng mempunyai peranan penting dalam karya seni batik yang ada di Madura. Menurut penuturan warga setempat, batik Patengteng menjadi contoh bagi para pengrajin batik Madura sehingga  dijadikan acuan dalam pembuatan batik. Warga juga mengungkapkan bahwa dahulu para pengrajin batik terutama di Tangjung Bumi yang sekarang terkenal batiknya, konon mereka belajar batik ke Desa Patengteng sehingga dapat mendapatkan menghasil karya seni yang bagus, bahkan motif yang sangat khas. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, batik Patengteng hanya terdengar ceritanya, karena generasi penerus terutama pengrajin batik patengteng sudah tidak ada lagi yang dapat meneruskannya (memang cukup disayangkan).

Padahal batik Patengteng dulunya terkenal dimana-mana karena menjadikan batik Patengteng sebagai sumber ekonomi bagi warga setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya, hal lain disebabkan juga di daerah tersebut dilalui jalur kereta api bahkan menjadi stasiun pemberhentian kereta api waktu itu sehingga batik Patenteng laris manis di pasaran dan bisa meningkatkan perekonomian di Desa tersebut.

PERJALANAN KAMI MENGHIDUPKAN BATIK PATENGTENG


Situs Sejarah Benteng Erfprins di Kota Bangkalan

2/02/2020 Add Comment
Beberapa waktu yang lalu cuaca di Kota Bangkalan sedang panas-panasnya. Tiba-tiba saja saya ingin membeli Es Kacang Ijo di dekat benteng yang cepat habis karena rasanya yang enak sekali. Siang itu sambil mengendarai sepeda motor, saya pergi membeli Es Kacang Ijo yang berada tidak jauh dari rumah, mungkin berjarak sekitar 500 meter.

Setibanya di tempat penjual saya bergegas untuk memarkir sepeda motor lalu memesan dua bungkus es. Beruntung, ternyata saya masih kebagian meskipun harus sedikit mengantri karena seperti biasa ada beberapa orang yang sedang mengantri juga sedari tadi. Saya berdiri di dekat rombong Es Kacang Ijo, menghindari sengatan sinar matahari.

Sambil menghabiskan waktu saya melihat-lihat sekitar yang memang persis di seberang jalan umum. Ya, rombong Es Kacang Ijo berada di atas trotoar yang seharusnya digunakan untuk jalan kaki. Saat asyik melihat sekitar, tiba-tiba pandangan saya terhenti pada bangunan tua yang berada tepat di depan saya berdiri.

Sekilas kalau dilihat seperti tembok tua biasa yang ditumbuhi lumut hijau. Mungkin bagi orang baru yang bukan masyarakat sekitar tidak sadar kalau tembok tersebut merupakan bagian dari benteng peninggalan Belanda. Tapi tidak untuk masyarakat sekitar yang sudah tahu keberadaan benteng. Lamunan saya kembali mengingat bentuk benteng Belanda ini beberapa tahun yang lalu.

Benteng Erfprins - Bangkalan

Sekitar 19 tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya ingat betul kalau dulunya bangunan benteng Belanda ini masih terlihat bersih dan cukup terawat dari luar. Entah sejak kapan para pedagang ini dalam sekejap mengubah keadaan sekitar benteng menjadi seperti tembok tua biasa.

"Mbak, ini esnya mau pakai roti atau nggak?..".

Tiba-tiba saja lamunan saya buyar, saya tersentak dengan pertanyaan ibu penjual es, dalam hati saya berkata, ya ampun ibu ini bikin kaget saja.

"Pakai roti, Bu semuanya ya..".

Setelah dua bungkus Es Kacang Ijo dan dua potong roti dibungkus menggunakan plastik bening, saya langsung membayar dan bergegas pulang karena siang itu memang cuacanya sedang panas. Dalam perjalanan pulang pikiran saya masih memikirkan tentang benteng Belanda itu, saya penasaran ingin sekali melihat kondisi benteng di dalamnya seperti apa, tapi siapa yang mau antar saya masuk ke dalam?.

Sesampainya di rumah, seperti biasa saya sudah ditunggu Mirza anak saya dan juga suami yang sudah tidak sabar ingin minum Es Kacang Ijo. Bertiga di dalam kamar kami menikmati Es Kacang Ijo dibarengi dengan teriakan Mirza yang entah kenapa hari ini dia cepat sekali menghabiskan kacang ijonya.

"Pak, tahu benteng Belanda yang di dekat Es Kacang Ijo itu nggak?..".

"Iya. Kenapa?..".

"Aku kok penasaran yang kepengen masuk ke dalam benteng, pengen lihat-lihat..".

"Emang berani?..".

"Kenapa? emang ada hantunya ya?..".

"Tumben aja. Nanti kamu ikut ya bareng timku buat ekspedisi tentang Benteng Erfprins..".

"Oh, namanya Benteng Erfprins. Kapan?..".

"Tunggu aja..".

Pertama Kali Melihat ke Dalam Benteng Erfprins dan Mendengar Sejarahnya


Selang beberapa hari dari percakapan kami waktu itu, akhirnya saya ikut suami bersama Tim Gerbang Pulau Madura menuju Benteng Erfprins. Beruntung, karena kebetulan saya berangkat melihat benteng bersama tim yang memang mengerti mengenai cerita Benteng Erfprins ini. Saat tiba di area benteng kami bertemu dengan Bapak Irwanto, beliau adalah Juru Pelihara Benteng Erfprins.

Saat itu kami menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami. Lalu, Bapak Irwanto langsung mengajak kami naik ke atas benteng. Baru saja menaiki beberapa anak tangga kami sudah disambut dengan pemandangan benteng yang sebagian besar telah ditumbuhi oleh lumut hijau, tumbuhan yang menjalar dan akar-akar pohon sehingga nampak jelas benteng kurang terawat.

Kondisi Tembok Benteng Erfprins

Sambil berkeliling melihat keadaan di bagian atas benteng, Bapak Irwanto menceritakan tentang keadaan Benteng Erfprins kepada kami. Dari penjelasan beliau saya baru tahu kalau ternyata benteng yang terletak di tengah Kota Bangkalan ini memiliki kaitan erat dengan sejarah pendudukan VOC atas Madura Barat.

VIDEO WAWANCARA DENGAN JURU RAWAT BENTENG ERFPRINS


Dulunya, benteng ini merupakan gudang persenjataan VOC, dimana VOC membangun sebuah kekuatan militer di Madura yang bertujuan untuk menumpas berbagai pemberontakan di Cirebon, Bone, Jambi, Bali dan Jawa. Namun, ada keterangan lain yang menjadi alasan mengapa benteng ini dibangun.

Seperti yang disepakati dalam perjanjian antara Mataram dan VOC tanggal 11 November 1743 yang menyebutkan bahwa Paku Buwono II dapat bertahta kembali jikalau VOC menjadi penguasa Madura Barat dengan menyingkirkan kekuasan raja-raja Tjakraningrat.

Dari kumpulan surat-surat Bupati Bangkalan diketahui bahwa setelah menguasai Madura Barat sekitar tahun 1747, VOC membangun sebuah benteng yang memiliki luas gedung sebesar 980 meter dan luas lahannya sekitar 7249 meter yang digunakan untuk mengawasi keluarga Kesultanan Bangkalan.

Sketsa Denah Benteng Erfprins Bangkalan

Yang menarik dari benteng ini adalah ternyata benteng sempat tidak memiliki nama. Hingga ada surat dari KITLV (Koninklijk Instituut Voor Tall Land En Volkenkude) yang ditujukan kepada Kepala Museum Bangkalan, sebuah arsip Belanda yang menyatakan bahwa benteng ini dulunya bernama Erfprins atau dalam Bahasa Indonesia berarti Warisan Pangeran.

Jadi, kalau di Belanda Raja mempunyai anak-anak, anak pertama selalu bernama 'Prins van Oranje'. Kalau dia sudah punya anak-anak sendiri yang pertama bernama Erfprins. Benteng ini dibangun sebagai tanda penghormatan penguasa Belanda di Madura Barat terhadap kelahiran cucu Raja Willem I.

Sambil mengelilingi benteng sekilas terlihat kalau benteng ini dibuat dari batu putih berlepa dengan memiliki denah bujur sangkar dan memiliki empat bastion di keempat sudutnya. Tembok keliling benteng memiliki ketebalan sekitar 60 cm dan tinggi 3,5 meter. Pintu masuk utamanya berada di sebelah timur.

Bastion pada sudut-sudut benteng berbentuk mata panah dan dilengkapi dengan lubang-lubang penembakan berbentuk segi empat. Pada bastion Utara terdapat 6 lubang penembakan, yaitu 2 di tembok bastion sisi Barat dan 4 di tembok bastion sisi timur.

Kondisi 4 Bastion Benteng Erfprins

Pada bastion Timur terdapat 7 lubang penembakan, yaitu 3 di tembok bastion sisi Timur dan 4 di tembok bastion sisi Selatan. Sedangkan bastion Selatan sendiri memiliki 6 lubang penembakan, masing-masing 2 di sisi Timur dan 4 di sisi Barat.

Sedangkan bastion Barat memiliki 7 lubang penembakan, yaitu 4 di tembok bastion sisi Utara dan 3 di tembok bastion sisi Selatan. Pada setiap ujung bagian bastion terdapat menara pengintaian berdenah segi enam. Pada masing-masing bangunan pengintaian terdapat lubang penembakan berjumlah 3 buah.

Saat pertama kali masuk ke dalam area benteng terlihat beberapa bangunan yang ternyata merupakan bangunan tempat tinggal. Kondisi temboknya sebagian besar sudah ditumbuhi lumut, tumbuh-tumbuhan paku bahkan ada yang hidup di temboknya. Pohon yang tumbuh disekitarnya pun seperti di tempat pengintaian, akarnya telah mendesak tembok sehingga suatu ketika bisa merobohkannya.

Di tembok luar ditempati masyarakat umum untuk berdagang. Lapaknya bahkan menempel pada dinding benteng. Di situ kita bisa temui pedagang Es Kacang Ijo langganan saya, penjual kaset vcd, penjual bilah bambu dan aneka produk dari bambu, bahkan kita bisa menemukan bengkel las yang lapaknya menempel di tembok. Setelah selesai berkeliling saya bisa menyimpulkan kalau keadaan benteng memang kurang terawat.

Bangunan Semi Permanen di Tembok Benteng Erfprins

Kerusakan yang paling parah pada benteng terdapat pada bastion di bagian Barat. Bahkan bila dilihat hanya sekilas saja sudah terlihat kalau tembok bastion bagian Barat retak dan bangunan pengintaiannya hampir romboh karena akar pohon yang dibiarkan tumbuh secara liar di tempat itu.

Benteng Erfprins sendiri sudah resmi dijadikan sebagai cagar budaya dan terdaftar di Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, wilayah kerja Jawa Timur. Kalau memang sudah resmi dijadikan sebagai cagar budaya Indonesia seharusnya kondisinya tidak seperti itu. Kok rasanya akan sayang sekali jika Benteng Erfprins ini nantinya perlahan-lahan semakin rusak dan bukan tidak mungkin jika kelak benteng ini akan musnah karena kurang terawat.

Plakat Undang - Undang Cagar Budaya yang posisinya menghadap kedalam

Semoga saja akan segera ada upaya pelestarian dari pihak yang berwenang demi kepentingan penggalian nilai-nilai sejarah tentang peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu serta perkembangannya hingga kini. Pelestarian Benteng Erfprins sebagai cagar budaya memiliki arti penting. Tentunya dalam upaya pelestarian benteng akan mendapat tantangan besar.

Dari kondisi benteng saat ini dapat terlihat betapa tidak pedulinya semua pihak terhadap keberadaan benteng sebagai cagar budaya. Baik itu Pemerintah Daerah, pihak berwenang terkait peninggalan bersejarah maupun masyarakat luas termasuk saya sendiri yang menjadi pelanggan Es Kacang Ijo.

Gencarnya pembangunan di Kota Bangkalan mungkin akan memberikan dampak negatif terhadap kelestarian benteng. Pembangunan tanpa menghiraukan keberadaan benteng sebagai cagar budaya sudah terlihat dengan menurunnya kualitas benteng.

Upaya pelestarian perlu dilakukan dengan cara merawat benteng sebagai cagar budaya agar bisa dilihat oleh anak cucu kita nanti. Saya masih ingin melihat Benteng Erfprins berdiri kokoh dan orang-orang mengenalinya sebagai benteng bukan sekadar tembok tua biasa seperti perasaan saya saat membeli Es Kacang Ijo di dekatnya.

Upaya Pelestarian Benteng Erfprins Sebagai Cagar Budaya Indonesia


Ada beberapa hal yang masih bisa dilakukan untuk menyelamatkan benteng supaya anak cucu kita bisa melihatnya. Upaya ini memang tidak mudah, membutuhkan kesungguhan, tenaga dan bahkan biaya yang cukup besar. Tetapi setiap pihak bisa mengambil perannya masing-masing sesuai dengan kemampuannya.

Relokasi Penghuni Benteng


Di dalam benteng terdapat bangunan semacam asrama yang ditempati oleh beberapa keluarga. Mereka sudah menempatinya secara turun temurun. Meskipun benteng ini statusnya adalah aset negara tetapi pemindahan para penghuni selayaknya dilakukan secara manusiawi. Mungkin pemerintah bisa menyediakan tempat relokasi yang layak huni.

Kondisi bagian dalam Benteng

Di luar bangunan benteng terdapat banyak sekali pedagang yang menggantungkan hidupnya pada tembok benteng. Pemerintah daerah dengan dinas terkaitnya perlu melakukan relokasi terhadap para pedagang tersebut. Mereka bukan berniat merusak benteng tetapi karena tidak mengetahui kalau tempat yang mereka tempati merupakan tempat bersejarah.

Selama ini pun mereka tidak merasa bahwa tindakannya tidak sesuai dengan aturan. Barangkali memang dari pihak berwenang cenderung abai. Bahkan di sisi timur benteng bangunan milik tukang las dan tukang cukur rambut sudah merupakan bangunan semi permanen.

Penjual bambu sudah menempatinya berpuluh tahun, bahkan di sisi selatan benteng pedagangnya semakin banyak sejak Pusat Makanan Rakyat (Pumara) yang awalnya berada di alun-alun Bangkalan ditutup. Perlu ada penertiban dari pihak berwenang agar para pedagang termasuk Es Kacang Ijo langganan saya bisa dipindah ke lokasi yang selama ini sudah disediakan oleh pemerintah seperti Pumara yang ada di sebelah utara area luar Stadion Bangkalan.

Restorasi Benteng


Setelah semua penghuni benteng baik di dalam maupun di luar sudah direlokasi tahap selanjutnya adalah Restorasi Benteng. Program restorasi ini tentunya tidak bisa dipahami oleh orang awam seperti saya. Tetapi karena statusnya sebagai cagar budaya maka pihak yang berwenang mungkin bisa mengirim ahli untuk mengevaluasi kondisi bangunan benteng.

Bagi orang awam seperti saya setidaknya saat ini perlu dilakukan sosialisasi ke masyarakat umum bahwa bangunan tua tersebut adalah benteng yang terdaftar sebagai cagar budaya. Dari beberapa orang yang sempat saya tanyai, kebanyakan dari mereka bahkan tidak menyadari keberadaan benteng.

Sebagai Pusat Kegiatan Budaya dan Wisata Sejarah


Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat luas terhadap benteng, jika telah dilakukan relokasi penghuni dan restorasi bangunan, maka benteng bisa dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan budaya. Misalnya bisa diadakan pameran seperti pameran lukisan, pameran batik atau pameran karya seni rupa lainnya. Juga bisa dijadikan sebagai tempat pertunjukan musik, tari maupun teater.

Bahkan tidak menutup kemungkinan bila Benteng Erfprins ini bisa dijadikan sebagai tempat wisata sejarah di Bangkalan. Tentu hal ini dapat mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar Madura untuk menikmati wisata sejarah Benteng Erfprins. Terlebih lokasi benteng yang berada di tengah Kota Bangkalan memudahkan wisatawan untuk bisa menemukannya.

Foto Udara Benteng Erfprins

Namun, yang terpenting adalah Benteng Erfprins bisa terawat dengan baik sebagai cagar budaya Indonesia peninggalan Belanda dan bukan lagi seperti tembok tua biasa yang tidak banyak masyarakat tahu tentang keberadaannya. Salah satu warisan sejarah di masa lalu yang akan terus dinikmati oleh generasi kita selanjutnya.

Saya sangat berharap, setidaknya melalui tulisan ini ada pihak berwenang tergerak untuk membantu menyelamatkan salah satu aset penting cagar budaya di Bangkalan ini. Minimal memperlambat hancurnya Benteng dengan dibersihkan tumbuhan liar didalamnya meskipun sebenarnya saya menginginkan lebih dari itu sebagaimana yang sudah saya jelaskan pada beberapa poin upaya pelestarian di atas.



Referensi :

1. Surat dari KITLV kepada Museum Bangkalan tentang nama Benteng "Efprins" Th. 2010
2. Surat Keterangan Cagar Budaya BPCB Mojokerto No. HK.701/1073/CB7/BPCB/VII/2013
3. http://www.atlasofmutualheritage.nl

Mengenal Kesenian Tari Topeng Dalang Asal Sumenep

11/30/2018 Add Comment
Teman-teman sudah pernah dengar tentang Tari Topeng?. Kalau Tari Topeng dari Sumenep sudah pernah dengar dan tahu belum?. Nah, minggu kemarin kami Tim Gerbang Pulau Madura berkesempatan meliput salah satu kesenian dari Kabupaten Sumenep yang hampir dilupakan namun sekarang mulai ditampilkan kembali.

Tari Topeng atau yang juga dikenal dengan Seni topeng merupakan bentuk kesenian teater rakyat tradisional yang paling kompleks dan utuh. Hal tersebut disebabkan dalam kesenian topeng mengandung unsur cerita, unsur tari, unsur musik, unsur pedalangan dan unsur kerajinan.


Sehingga bentuk kesenian ini, dianggap paling pas untuk digunakan sebagai media dakwah dengan tanpa menghilangkan unsur hiburannya yang kental dengan aroma kerakyatan. Khusus di Sumenep Madura, seni topeng yang dikenal dengan Topeng Dalang Madura ada 2 versi, yaitu versi Salopeng dan versi Kalianget. 

Sejarah Topeng Dalang Sumenep


Awal masuknya Topeng Dalang ke keraton dibawa ke Madura oleh Adipati Wiraraja, seorang pangeran dari kerajaan Hindu Singasari di Jawa Timur, dikirim ke Sumenep oleh Raja Kertanegara sekitar tahun 1270. Pada masa Adipati Wiraraja, kehidupan keraton di wilayah Madura tidak selalu stabil.

Tampuk kekuasaan kaum bangsawan silih berganti, bahkan keraton merekapun jatuh bangun. Dengan runtuhnya keraton dari segi politik maupun ekonomi, seni keraton Madura yang dipengaruhi kebudayaan Jawa itu punah dengan sendirinya pada awal abad ke-20.

Rupanya situasi seperti itu tidak terlalu menguntungkan bagi kehidupan Pertunjukan Topeng Dalang, sebagai Pertunjukan milik kaum bangsawan, yang asing dikalangan rakyat. Namun dengan berkurangnya pengaruh kaum bangsawan yang sebagian pemain Topeng Dalang berasal dari keraton, mereka dapat kembali ke lingkungan rakyat dan mengembangkannya di masyarakat umum.

Kemudian, menurut Soetrisno (1981-1982: 24-29, 61; dalam Bouvier, 2002: 112) yang menitikberatkan peran bahasa pada seni topeng dalang Madura: di keraton, yang digunakan adalah dialek Jawa Timur, sedangkan di desa yang digunakan adalah bahasa Madura.

Mengenal Lebih Dekat Topeng Dalang Sumenep


Topeng Dalang ini saat dimainkan diiringi dengan klenengan yang dimainkan oleh Nayogo. Kesenian tradisionl Suemenep ini juga sering dipentaskan di TMII dan TIM bahkan juga dipentaskan di berbagai negeri, diantaranya Belgia, Prancis,  Jepang, dan Amerika Serikat. Selain untuk dipentaskan, keserian ini juga sering ditampilkan saat ada ruwat (rokat).

Namun dari sekian pertunjukan Topeng Dalang yang masih ada di wilayah Kabupaten Sumenep, ada salah satu pertunjukan Topeng Dalang  yang masih eksis dan unik pada bentuk dan gaya pertunjukannya. Setiap seniman Topeng Dalang memiliki berbagai motivasi-motivasi yang menjadikan bentuk dan gaya di masing-masing daerah berbeda.

Perbedaan gaya tersebut dapat dilihat dari gerak, iringan, tekstur tokop/topeng dan tata busana. Bentuk dan gaya pertunjukan yang masih berpegang teguh pada tradisi terdapat pada Sanggar Topeng Dalang Budi Sasmito Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget. Sementara Topeng Dalang pada umumnya semakin hari semakin surut pertunjukannya. 


Penyebabnya adalah karena masyarakat lebih memilih pertunjukan yang membawakan cerita keseharian, misalnya pertunjukan Ludruk dan Ketoprak. Dalam setiap pementasan, seluruh pemain Topeng Dalang serta para penari didominasi pemain laki-laki. Setiap pementasan dibutuhkan penari sebanyak 15 sampai 25 orang dalam setiap lakon, yang dipentaskan semalam suntuk.

Adapun aksesoris yang dibutuhkan para pemain meliputi, Taropong, Sapiturung, Ghungseng, Kalong (kalung) Rambut dan Badung, sedangkan untuk pemeran wanita, aksesoris tambahan berupa, Sampur, Kalung Ular, Gelang dan Jhamang. Topeng Dalang Madura yang ada di Sumenep ini dibagi menjadi 2 versi, yaitu versi Salopeng dan versi Kalianget.

Tari Topeng Dalang ini sekarang kerap tampil untuk menyambut para tamu yang datang. Bukan itu saja jika ada festival yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Sumenep Tari Topeng Dalang menjadi salah satu suguhan kepada para penonton utamanya masyarakat Sumenep sendiri.

Besar harapan kami agar budaya Tari Topeng Dalang Sumenep ini bisa tetap lestari sampai kapan pun. Terpenting lagi generasi milenial Madura kenal dan tahu tentang Tari Topeng Dalang. Yuk, teman-teman kita jaga dan lestarikan Tari yang sudah lama ada di Sumenep ini.