Mengunjungi Pengrajin dan Sentra Batik Klampar di Pamekasan

1/08/2017
Batik merupakan salah satu budaya yang sudah tidak asing di dengar lagi. Di Pulau Madura sendiri tepatnya di Kabupaten Pamekasan terdapat jenis batik yang berbeda dengan batik pada umumnya. Jika di Kabupaten Bangkalan terdapat Batik Gentongan yang berada di Kecamatan Tanjung Bumi maka di Kabupaten Pamekasan ada Kampung Batik Klampar yang terletak di Desa Klampar Kecamatan Proppo.

Beberapa waktu yang lalu Tim Gerbang Pulau Madura berkesempatan datang langsung ke sentra batik Klampar yang berjarak sekitar 5 Km dari Kota Pamekasan tersebut. Menurut cerita Batik Klampar ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Di desa Klampar sendiri terdapat kurang lebih 300 pengrajin batik yang meneruskan usaha keluarga mereka hingga saat ini.


Walaupun hampir di seluruh kabupaten di Madura mempunyai daerah sentra batik, batik tradisional asal Desa Klampar ini mempunyai keunikan tersendiri. Yakni kaya akan warna bahkan, dalam satu potong kain batik bisa lebih dari tiga warna. Warna-warna tersebut adalah coklat sagon (tua), hitam, merah, dan hijau.

Kalau diperhatikan secara teknis dan mendetail tidak ada perbedaan yang mendasar dalam pembuatan Batik Tulis Desa Klampar dengan batik-batik lainnya. Mulai dari memotif, mewarnai, mencelup hingga menjemur. Termasuk cairan untuk mewarnai kain yaitu malam yang direbus. Yang membedakan hanya paduan warna, motif, dan jenis kain yang digunakan.

Mengembangkan para Pengrajin di Sentra Batik Klampar

Untuk harga jual sendiri para pengrajin Batik Desa Klampar membagi dua segmen para konsumennya. Untuk segmentasi konsumen batik yang ekonominya menengah ke bawah misalnya, harga 1 potong kain batik hanya Rp 75 ribu hingga Rp 500 ribu. Batik tersebut berbahan dasar dari kain katun dan hanya melewati satu tahap pewarnaan.


Sedangkan untuk batik yang biasa dibeli kalangan ekonomi menengah ke atas, bahkan hingga tingkat menteri, harganya bisa mencapai Rp 1,5 juta per potong. Bahan dasarnya kain sutra asli dan melalui dua kali tahap pewarnaan. Setelah selesai diwarnai kemudian dijemur kemudian kering dan lanjut pada proses diwarnai lagi.
 
 
Dengan makin dikenalnya batik Desa Klampar, membuat warga desa tersebut semakin bersemangat membuka industri usaha kecil menengah (UKM) sebagai pengrajin batik. Tentu saja, dengan banyaknya UKM semakin mengurangi pengangguran yang ada di desa Klampar. Batik Klampar sendiri pernah memecahkan Rekor MURI dengan kategori batik terpanjang yakni 1530 meter.

Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Pamekasan mulai ambil bagian dalam menata desa. Dinas tersebut memproyeksikan Desa Klampar, Kecamatan Proppo sebagai desa wisata batik di Kota Gerbang Salam. Jika teman-teman penasaran ingin melihat dan membeli Batik Klampar yang murah atau mahal bisa segera datang ke Desa Klampar yang berjarak tidak terlalu jauh dari Kota Pamekasan tersebut


Tour Travel Pulau Madura

Sebarkan

Komentar Facebook

Artikel Terkait

Previous
Next Post »